KabarBaik.co – Iklim ekspor di Banyuwangi tetap berjalan mulus meski ekonomi global tengah terganggu dengan perang dagang negara-negara adidaya yang terjadi saat ini. Seperti yang dilakukan oleh PT Pasifik Harvest Indonesia perusahaan industri pengolahan ikan yang berlokasi di Desa Kedungrejo, Muncar.
Di tengah perang dagang yang terjadi perusahaan justru melakukan ekspansi pengiriman produk ke beberapa negara benua afrika. Pada Rabu (30/4), PT Pasifik Harvest Indonesia mengekspor ikan sarden dalam kaleng sebanyak enam kontainer ke dua negara, yakni Mozambik dan Kongo senilai 157 ribu dollar AS.
Perusahaan ini rutin mengekspor produk ke puluhan negara di lima benua. Perusahaan ini memproduksi ikan dalam kaleng dan rutin mengirim seratusan kontainer setiap bulannya.
Ekspansi ekspor perusahaan tak lepas dari kemudahan-kemudahan dan dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan pusat. Dukungan itu membuat perusahaan bisa lebih leluasa dalam berproduksi dan ekspansi pasar.
“Pemerintah sangat membantu, dengan program pemerintah daerah khususnya dari sisi perizinan yang dipercepat dan sebagainya,” kata Direktur Operasional PT Pasifik Harvest Indonesia, Arif Gunawan.
Ekspor kali ini juga merupakan pengiriman perdana ikan dalam kaleng dengan Fasilitas Kawasan Berikat dari Dirjen Bea dan Cukai. Dengan fasilitas tersebut perusahaan mendapat kemudahan dari sisi impor bahan baku dan ekspor produk.
Arif berharap, iklim investasi di Banyuwangi akan selalu berkelanjutan, dengan standar dan regulasi yang tidak selalu berubah.
“Sehingga kami para pengusaha atau pabrik tidak semakin bisa berfokus pada proses produksi,” lanjut dia.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Jawa Timur II Agus Sudarmadi menambahkan, Banyuwangi merupakan daerah yang potensial untuk investasi.
“Banyuwangi semakin berkembang, Jawa timur juga semakin berkembang sebagai pilihan investasi,” tambah dia.
Pemerintah, kata dia, memberi beberapa kemudahan agar para eksportir bisa lebih bersaing dengan produk dari negara lain. Salah satunya dengan Fasilitas Kawasan Berikat seperti yang diterima oleh PT Pasifik Harvest Indonesia.
Dengan fasilitas tersebut, perusahaan yang bahan baku produknya berasal dari impor akan mendapat pembebasan bea masuk dan penundaan pajak. Di Banyuwangi, sudah ada empat perusahaan yang mendapat fasilitas tersebut.
“Ke depan mungkin akan semakin banyak, karena saat ini banyak yang mengajukan ke kami,” tutur dia.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestandani mengatakan, pemkab akan terus mendukung investasi di Banyuwangi. Dengan catatan, investasi tersebut dijalankan sesuai aturan yang berlaku.
“Kami akan terus mendukung kemudahan investasi yang ada di Banyuwangi agar pengusaha bisa terus berproduksi dan berkembang. Dan produknya bisa terjual tidak hanya di Indonesia, tapi juga ke luar negeri,” terang Ipuk.
Niilai ekspor produk asal Kabupaten Banyuwangi meningkat dari
177,8 juta dollar AS pada 2023 menjadi 196 juta dollar AS pada 2025. Produk asal Banyuwangi juga telah merambah 80 negara yang tersebar di seluruh benua. “Kami ucapkan selamat kepada Pasific Harvest yang terus menambah ekspor produknya,” tambah Ipuk.(*)