23 Maret Hari Meteorologi Sedunia, Sekjen PBB: Laporan Iklim Global Tunjukkan Bumi di Ambang Kehancuran

Editor: Hardy
oleh -478 Dilihat
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres (VOA)

KabarBaik.co- Tahukah Anda bahwa 23 Maret diperingati sebagai Hari Meteorologi Sedunia? Ya, pada tanggal itulah dibentuk World Meteorological Organization (WMO) atau Organisasi Meteorologi Dunia. Tepatnya, pada 23 Maret 1950. WMO merupakan organisasi antar pemerintah dengan jumlah anggota 193.

Organisasi tersebut menjadi badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Fokusnya pada cuaca dan iklim, hidrologi operasional, dan ilmu geofisika. Cikal bakal WMO bermulai dari International Meteorological Organization (IMO) yang terbentuk melalui Kongres Meteorologi Internasional Wina pada 1873.

IMO memberikan tugas kepada Komite Meteorologi Permanen untuk menyusun peraturan dan ketetapan organisasi meteorologi internasional agar memfasilitasi pertukaran informasi cuaca lintas batas negara.

Dalam beberapa pekan terakhir, Indonesia juga tengah menghadapi bencana hidrometeorologi. Di wilayah Demak, Jawa Tengah, belakangan terjadi banjir yang sangat besar. Beberapa sungai meluap. Puluhan ribu warga terpaksa tinggal di posko pengungsian di bulan Ramadan.

Ke Lokasi Banjir Terparah Demak, Presiden Jokowi Datang Pagi, Ganjar Pranowo Menyusul Sore

Kondisi di Demak belum juga normal, Jumat (22/3), terjadi gempa bumi dengan magnitudo 6,5 dengan episentrum di wilayah perairan Tuban, Jatim. Dilaporkan cukup banyak rumah warga terdampak. Baik ambruk maupun dinding retak. Terutama di wilayah Pulau Bawean, Gresik.

Pada Kamis (21/3) lalu, dikutip dari laman WMO, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres mengeluarkan pernyataan untuk Hari Meteorologi Sedunia 2024. Berikut pesan lengkapnya:

Iklim kita sedang runtuh. Tanda-tandanya tidak pernah sejelas ini. Laporan Keadaan Iklim Global terbaru menunjukkan bahwa rekor iklim telah dipecahkan secara menyeluruh. Pada tahun 2023 terjadi rekor panas, rekor permukaan laut, rekor suhu permukaan laut, dan es laut Antartika berada pada rekor terendah.

Kebakaran, banjir, dan kekeringan di seluruh dunia adalah akibatnya. Tidak normal adalah normal baru. Dan dampaknya terhadap manusia sangat jelas: hilangnya nyawa, hilangnya mata pencaharian, dan perekonomian yang terganggu.

Kekacauan iklim mengancam setiap wilayah, negara, dan komunitas di bumi. Jadi, kita semua harus bersatu di garis depan aksi iklim – yang menjadi tema Hari Meteorologi Sedunia tahun ini – dan berjuang demi masa depan yang lebih baik.

Cerita Detik-Detik Gempa Dahsyat di Bawean, Histeris Bersahutan dengan Suara Azan

Bersama-sama kita harus membangun masa depan di mana kita dapat beradaptasi dengan lebih baik terhadap realitas perubahan iklim, membatasi kerusakan ketika cuaca ekstrem melanda, termasuk dengan melindungi setiap orang di bumi dengan sistem peringatan dini pada tahun 2027.

Kita harus membangun masa depan di mana negara-negara berkembang telah menerima keadilan iklim, dan mengakui bahwa mereka hanya melakukan tindakan paling kecil yang menyebabkan krisis ini.

Dan kita harus membangun masa depan di mana kita dapat mengakhiri kecanduan terhadap bahan bakar fosil dan membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celcius, serta menghindari kekacauan iklim yang paling buruk.

Pemerintah sangatlah penting. G20-penghasil emisi terbesar-harus memimpin peralihan global dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan. Dan negara-negara maju harus memberikan pendanaan untuk aksi iklim di negara-negara berkembang.

Kita memerlukan tindakan yang lebih besar dari dunia usaha dan keuangan – untuk mengurangi emisi mereka sesuai dengan batas 1,5 derajat, dan menghentikan pembiayaan pengembangan bahan bakar fosil. Dan kita membutuhkan masyarakat di seluruh dunia untuk memberikan tekanan pada pemerintah dan dunia usaha agar bertindak.

Soal Gempa atau Bencana Alam, Gus Baha: Azab ataukan Tidak Itu Bukan Urusanmu

Ahli meteorologi di seluruh dunia juga berperan penting. Saya berterima kasih kepada mereka atas semua upaya mereka untuk memajukan aksi iklim. Dan saya menyambut baik inisiatif Pengawasan Gas Rumah Kaca Global (Global Greenhouse Gas Watch) yang akan meningkatkan pelacakan emisi kita.

Ini adalah pertarungan hidup kita. Mari bersatu di garis depan aksi iklim dan bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.