KabarBaik.co- Izin ekspor konsentrat tembaga oleh PT Freeport Indonesia (PTFI), semestinya akan berakhir pada 31 Mei 2024 nanti. Namun, pemerintah kembali memperpanjangnya. Seharusnya, perusahaan itu sudah tidak bisa mengekspor konsentrat tembaga sejak tahun lalu. Larangan itu tertera dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Minerba.
Belakangan, peraturan tersebut dikecualikan untuk empat perusahaan yang sudah menyelesaikan separo konstruksi smelter. PTFI salah satu di antara perusahaan itu. Freeport boleh mengekspor konsentrat tembaga sampai 31 Mei 2024. Namun, ada ketentuan denda 20 persen dari nilai total penjualan setiap periode. Selain itu, harus membayar bea keluar 7,5 persen.
Larangan ekspor konsentrat itu sejalan dengan program hilirisasi. Pemerintah mewajibkan perusahaan tambang untuk mengolah bahan mentah di dalam negeri dengan mendirikan smelter. PTFI kemudian membangun smelter di kawasan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Sambil menunggu smelter siap berproduksi, mereka diizinkan mengekspor konsentrat.
Nah, mendekati 31 Mei 2024, ternyata pemerintah kembali memberikan izin perpanjangan ekspor tersebut kepada PTFI. Dalihnya, pembangunan smelter di Gresik itu baru dijadwalkan selesai pada Juni 2024 mendatang. Lalu, diikuti uji coba fasilitas dan jadwal peningkatan produksi hingga akhir 2024. Smelter PTFI di Gresik itu disebut mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi mencapai 1,7 juta ton, serta menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.
Perpanjangan izin tersebut sempat menuai kritikan dari pengamat ekonomi. Kelonggaran tersebut dinilai tidak sejalan dengan program hilirisasi yang selama ini kerap didengung-dengungkan pemerintah. Selain itu, pemerintah dianggap tebang pilih. Tegas terhadap larangan ekspor mineral mentah lain seperti bijih nikel. Tapi, terkesan tidak tegas dengan Freeport.
Sebelumnya, kepada awak media beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membenarkan izin ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia akan diperpanjang. ’’Ya terus dong, diperpanjang,” kata Jokowi disela-sela kunjungan kerjanya di Pasar Baru Karawang, Kabupaten Karawang, Rabu (8/5).
Menurut Jokowi, pemerintah masih perlu memperhitungkan berapa harga patokan ekspor (HPE) yang akan dikenakan terhadap Freeport. Pertimbangannya adalah HPE sejumlah komoditas tambang naik pada periode April 2024.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu menambahkan, pemerintah menghargai pembangunan smelter Freeport di Gresik, Jawa Timur. Jokowi juga memastikan bahwa pemerintah terus memonitor proses pembangunan smelter yang hampir rampung itu. “Kita hargai Freeport maupun (PT) Amman (Mineral) karena telah membangun smelter dan sudah selesai hampir 100 persen. Kita ikuti kok (prosesnya), mingguannya kita ikuti pembangunan sampai berapa persen, berapa persen,” jelasnya.
Jokowi menegaskan, dibangunnya smelter tersebut menunjukkan keinginan kuat Freeport dan PT Amman untuk mendukung hilirisasi industri di Indonesia. “Saya kira itu bagus sekali dan itu harus dihargai lho ya,” ungkapnya.
Untuk diketahui, produk utama smelter adalah katoda tembaga, emas, dan perak murni batangan, serta platinum group metal (PGM). Produk sampingan antara lain asam sulfat, gipsum, dan timbal.
Indonesia Produksi Emas Batangan 50 Ton Setahun
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, Indonesia akan memproduksi emas batangan secara mandiri hingga mencapai 50 ton per tahun. Sebelumnya, untuk memproduksi emas batangan (bullion), Freeport perlu mengirim konsentrat ke Jepang. Setelah diproses, kembali didatangkan ke Indonesia.
“Jadi, dulu bullion itu kalau zaman dulu konsentratnya dikirim dari Freeport dicetak di Jepang, lalu dikembalikan lagi ke Indonesia,” ujar Tiko, panggilan akrabnya, di sela-sela Grand Launching The Gade Tower PT Pegadaian di Jakarta, dilansir Antara, Selasa (7/5). Produksi emas batangan itu, lanjutnya, bisa dilakukan setelah smelter PTFI di Gresik beroperasi.
Tiko menilai, saat ini negara-negara besar seperti China dan Amerika Serikat kembali melirik emas sebagai investasi. Apalagi di tengah situasi geopolitik yang makin tidak dapat diprediksi, harga aset yang juga naik turun.
Karena itu, banyak orang kaya yang kembali berinvestasi emas. Investasi emas merupakan aset yang akan selalu ada. Bahkan, bisa menjadi salah satu pilihan investasi yang tahan terhadap inflasi maupun keadaan gejolak politik global.
“Jadi di dunia gold ini semakin menjadi center, dan kita beruntung juga, kita dari ekosistem BUMN mulai tahun ini kita bisa memproduksi emas di Indonesia,” paparnya. (*)