KabarBaik.co – Persiapan menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX 2025 yang tinggal hitungan hari justru menyisakan ironi bagi atlet binaraga Kabupaten Malang. Minimnya dukungan dana dari pemerintah membuat mereka harus mengandalkan makanan seadanya, bahkan sampai terpaksa mengonsumsi ayam tiren.
Ketua Persatuan Binaraga dan Fitnes Indonesia (PBFI) Kabupaten Malang, Indra Khusnul mengatakan, pencairan anggaran tahap pertama dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Malang hanya mampu mencukupi kebutuhan gizi para atlet selama satu minggu.
“Setelah dana habis, kami kembali makan apa adanya. Bahkan kembali makan ayam tiren, karena harganya murah dan terjangkau. Kami sadar itu haram dan tidak baik untuk kesehatan, tapi tidak ada pilihan lain,” kata Indra, Minggu (18/5).
Indra mengungkapkan, idealnya atlet binaraga harus mengonsumsi daging sapi dan suplemen khusus demi mendukung pembentukan otot dan performa maksimal. Namun, kebutuhan itu sulit terpenuhi karena biaya yang tidak sedikit. “Suplemen satu bungkus isi 10 tablet saja seharga Rp 4,8 juta. Kalau dikalikan 12 atlet, totalnya Rp 57,6 juta. Sampai sekarang belum ada bantuan tambahan selain dana Puslatkab tahap pertama dari Dispora,” ujarnya.
Indra juga menyebut pihaknya pernah menerima bantuan ayam segar dari seorang kepala desa di wilayah Kecamatan Wagir, namun itu hanya terjadi sekali. Setelah itu, para atlet harus kembali mengandalkan sumber gizi murah seperti ayam tiren.
Selain masalah gizi, kebutuhan pendukung lain seperti kostum, body colour, dan perlengkapan pertandingan lainnya pun belum bisa dipenuhi karena keterbatasan anggaran.
“Kami benar-benar sudah mulai putus asa. Untuk memenuhi kebutuhan dasar para atlet selama Puslatkab saja kami butuh sekitar Rp 15 juta per bulan. Belum lagi perlengkapan lainnya,” ungkap Indra.
Mirisnya, cabor binaraga di Kabupaten Malang hingga kini belum memiliki ‘bapak asuh’ seperti beberapa cabor lain yang mendapat dukungan dari pihak ketiga.
“Atlet makan halal atau haram itu urusan kami dengan Tuhan. Tapi kami di sini berjuang untuk nama baik Kabupaten Malang. Kami hanya ingin pemerintah daerah lebih peduli dan hadir memberi solusi, bukan sekadar formalitas,” tegasnya.
Porprov Jatim IX 2025 dijadwalkan berlangsung kurang dari 44 hari lagi. Namun, nasib atlet-atlet dari berbagai Cabor, khususnya Binaraga di Kabupaten Malang, masih terkatung-katung dalam ketidakpastian dukungan. (*)