KabarBaik.co – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar mencatat lebih dari 51 ribu kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) sepanjang Januari hingga September 2025. Meski angka tersebut tergolong tinggi, kondisi masih dianggap terkendali dan belum menunjukkan lonjakan ekstrem.
Kepala Dinkes Kabupaten Blitar dr. Christine Indrawati, menyebutkan bahwa total 51.237 kasus ISPA tersebut didominasi kelompok rentan, yakni balita berusia 0-5 tahun yang mencapai sekitar 40 persen dari total pasien. Dari angka itu, 1.565 di antaranya merupakan kasus pneumonia atau radang paru-paru.
“Kalau dilihat dari data, peningkatannya tidak terlalu signifikan. Artinya, situasi masih bisa dikendalikan dan belum pada level yang mengkhawatirkan,”ujar Kadis Dinkes Kabupaten Blitae Christine, Sabtu (8/11).
Data Dinkes menunjukkan, puncak kasus terjadi pada Agustus 2025 dengan jumlah mencapai 6.720 pasien, termasuk 207 kasus pneumonia pada balita. Menurut Christine, fluktuasi tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan serta perubahan cuaca ekstrem yang melanda beberapa wilayah Blitar.
Selain itu, virus penyebab ISPA juga terus bermutasi, mulai dari influenza hingga Covid-19 yang masih berpotensi menular di tengah masyarakat.
“Tidak bisa ditentukan satu jenis virus saja. Bisa karena influenza, bisa juga karena Covid-19 yang masih ada di sekitar kita,” tambahnya.
Christine mengingatkan masyarakat agar lebih waspada, terutama para orang tua yang memiliki anak kecil. Menurutnya, menjaga daya tahan tubuh di musim cuaca ekstrem menjadi langkah utama untuk menekan risiko penularan.
“Tentu yang terpenting sekarang adalah meningkatkan imun tubuh di tengah cuaca ekstrem,” tegasnya.
Sebagai upaya pencegahan, Dinkes Blitar juga mengimbau masyarakat untuk kembali menerapkan pola hidup sehat. Beberapa langkah sederhana bisa dilakukan, antara lain minum air putih minimal dua liter per hari, makan makanan bergizi seimbang, cukup tidur enam hingga delapan jam, serta mengelola stres.
“Kalau tubuh mulai terasa tidak enak, itu sinyal tubuh butuh istirahat. Jangan dipaksakan,” kata Bu Christine.(*)








