KabarBaik.co– Tidak hanya di Thailand. Suhu politik juga tengah memanas di Malaysia. Ribuan warga dari berbagai lapisan masyarakat membanjiri Dataran Merdeka, Kuala Lumpur, Sabtu (26/7), dalam sebuah aksi unjuk rasa besar yang menjadi sorotan nasional. Berbalut pakaian serba hitam, massa menyuarakan protes simbolik terhadap berbagai isu yang menyasar kepemimpinan Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim.
Demonstrasi yang dimulai sejak pagi hari ini, menjadi panggung bagi ekspresi ketidakpuasan publik. Peserta aksi berkumpul di empat titik strategis. Yakni, Dataran Sogo, Masjid Jamek, Masjid Negara, dan Pasar Seni, sebelum secara tertib bergerak menuju pusat demonstrasi di Dataran Merdeka.
Yang menarik perhatian, mantan PM Malaysia, Tun Dr. Mahathir Mohamad, juga terlihat turut serta dalam gelombang protes tersebut. Kehadiran Mahathir bukan sekadar partisipasi biasa; ia bahkan menyampaikan aspirasi dan menyinggung pernyataan Anwar di parlemen yang menyebut dirinya bersalah, menambah bobot politis pada unjuk rasa tersebut.
Namun, Sekretaris Politik PM Anwar Ibrahim, Shamsul Iskandar, menepis klaim bahwa aksi “Turun Anwar” ini adalah cerminan ketidakpuasan rakyat secara luas. Shamsul menegaskan, protes ini hanyalah “kepentingan politis segelintir pihak” dan upaya kelompok kecil untuk mempertahankan eksistensinya.
“Ini bukan tentang rakyat, ini tentang sekelompok kecil yang mencoba membalikkan apa yang gagal mereka capai melalui kotak suara,” ujar Shamsul, seperti dikutip dari Antara, Minggu (27/7i
Di sisi lain, PMi Anwar Ibrahim menunjukkan sikap yang tenang dan konsisten berpegang pada prinsip demokratis. Ia menyatakan bahwa kritik dan perbedaan pandangan seharusnya tidak dilihat sebagai permusuhan, melainkan sebagai elemen penting untuk kematangan bangsa.
“Yang penting, harus berjalan dengan tertib, aman dan dalam semangat cinta tanah air,” kata Anwar.
Dia bahkan mengajak seluruh pihak untuk terus berdialog, mencari titik temu, dan membangun negara bersama, tidak hanya terbatas pada protes di jalanan. “Tidak sekadar di jalanan, tetapi bangkit telaah, menggapai dan menguasai lapangan-lapangan baru agar negara ini melonjak ke depan secara mantap dan bertenaga,” tambahnya.
Anwar juga menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh petugas gabungan – polisi, pemadam kebakaran, tim medis, dan relawan – yang telah menjaga ketertiban dan keamanan selama unjuk rasa berlangsung. “Saya sampaikan setinggi-tinggi penghargaan kepada semua petugas pasukan keselamatan… yang telah bertugas dengan ketangkasan, disiplin dan dedikasi yang tinggi menjamin keselamatan dan ketenteraman masyarakat serta memastikan kelancaran acara demonstrasi yang berlangsung hari ini,” ujarnya.
Meskipun laporan menyebutkan peserta unjuk rasa sekitar seribuan orang, suara protes terkait kepemimpinan Anwar Ibrahim menggema kuat. PM Anwar mendoakan agar seluruh peserta unjuk rasa selamat pulang ke rumah masing-masing. “Sebagai Perdana Menteri, saya konsisten berpegang pada prinsip yang demokratik yakni kebebasan bersuara dan menyatakan kritikan,” ungkapnya.
Aksi massa di Negeri Jiran kali ini menjadi sorotan tajam terhadap pemerintahan Anwar yang telah berjalan selama tiga tahun. Fauzi Mahmud, 35, seorang insinyur dari Selangor, dengan tegas mengungkapkan alasannya bergabung dalam protes. “Dia (Anwar) telah memerintah negara ini selama tiga tahun dan belum memenuhi janji-janji yang dibuatnya,” ujarnya, merujuk pada rentetan lawatan Anwar ke luar negeri, termasuk Eropa dan Rusia, untuk menarik investasi. “Tetapi kami belum melihat hasilnya. Biaya hidup masih tinggi.”
Strategi Populis Anwar di Tengah Gelombang Protes
Beberapa hari sebelum demonstrasi, Anwar Ibrahim telah mengumumkan serangkaian langkah populis yang dinilai sebagai upaya untuk meredakan gejolak publik. Pada Rabu (23/7), PM Anwar mengumumkan bantuan tunai sebesar 100 ringgit Malaysia untuk seluruh warga negara dewasa di atas 18 tahun, yang akan didistribusikan mulai 31 Agustus 2025.
Tak hanya itu, Anwar juga menjanjikan penurunan harga BBM. Sekitar 18 juta pengendara di Malaysia akan memenuhi syarat untuk membeli BBM beroktan menengah yang disubsidi dengan harga 1,99 ringgit per liter, lebih rendah dari harga saat ini 2,05 ringgit.
Analis politik memandang keputusan Anwar ini sebagai langkah strategis untuk meredakan frustrasi publik yang memuncak dan mencegah lebih banyak massa bergabung dalam protes. Bantuan tunai dan diskon BBM diharapkan dapat menjadi “peredam” terhadap suara-suara sumbang yang menuntut perubahan.
Meskipun gejolak protes ini mendominasi pemberitaan, survei terbaru dari Merdeka Centre for Opinion Research, sebuah lembaga independen di Malaysia, menunjukkan hasil yang menarik. Mayoritas pemilih Malaysia, tepatnya 55 persen, masih memberikan tingkat persetujuan positif kepada Anwar Ibrahim.
Tingkat persetujuan ini didasari oleh beberapa alasan utama, di antaranya adalah peredanya gejolak politik dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, upaya Anwar untuk meningkatkan profil Malaysia melalui kepemimpinannya di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tahun ini juga turut mendongkrak popularitasnya di mata publik.
Aksi protes ini, di satu sisi, mencerminkan adanya segmen masyarakat yang belum merasakan dampak positif dari kebijakan Anwar. Namun, di sisi lain, hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat Malaysia masih menaruh harapan pada kepemimpinannya.
Akankah janji-janji populis Anwar mampu meredam gelombang ketidakpuasan, ataukah protes ini hanyalah permulaan dari tantangan yang lebih besar bagi pemerintahannya? (*)