Anak Yatim Piatu Penghafal Alquran Temukan Asa di Sekolah Rakyat Kota Malang

oleh -85 Dilihat
WhatsApp Image 2025 09 13 at 10.14.25 1
Oktavianti Riska Fitriasari, siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 22 Kota Malang (ANTARA/HO-Kemensos)

WhatsApp Image 2025 08 12 at 3.42.08 PM

KabarBaik.co – Sekolah Rakyat menjadi harapan baru untuk sejumlah anak termasuk seorang anak yatim piatu penghafal Alquran bernama Oktavianti Riska Fitriasari. Okta bersekolah di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 22 Kota Malang.

“Dulu makan satu atau dua kali sehari. Sekarang tiga kali sehari. Di sini juga kalau habis magrib bisa (rutin) ngaji dan menghafalkan Alquran. Meskipun tidak setoran tapi tetap menghafal,” ujar Okta dalam pernyataan Kemensos yang diterima di Jakarta, Sabtu (13/9).

Okta sudah kehilangan ibunya saat masih duduk di kelas dua SMP. Tidak lama kemudian, ayahnya menyusul. Sejak itu, ia ikut menjadi penopang keluarga bersama nenek dan pamannya, ia merawat dua adiknya yang masih kecil.

Penghasilan neneknya sebagai pemulung tidak menentu, sering kali bahkan tidak ada. Pamannya bekerja sebagai ‘polisi cepek’ dengan penghasilan jauh dari cukup.

Mereka kerap hanya bisa makan sekali sehari. Kondisi prihatin inilah yang membuat Okta tidak ingin berpangku tangan. Sejak SMP, ia bekerja serabutan seperti berjualan makanan, menjaga toko baju, hingga menjajakan jus buah.

Sebagai remaja 17 tahun, Okta cukup tabah menghadapi cobaan hidup. Salah satunya pada 2024 lalu saat rumahnya di Lesanpuro, Kedungkandang, Kota Malang ludes terbakar akibat ledakan gas elpiji. Saat kejadian, Okta tengah berada di pesantren Darul Muhlisin, Sawojajar.

Sejak itu, keluarga mereka tinggal di rumah kontrakan sembari berusaha memperbaiki rumah ala kadarnya.

Di tengah semua keterbatasan, Okta tetap setia menghafal Alquran. Hingga kini ia telah menghafalkan enam juz. Saat rindu orang tua datang atau setelah salat, ia membuka mushaf dan melafalkan ayat demi ayat untuk menenangkan hati.

“Kalau habis magrib ngaji (Alquran) itu dihafalkan,” jelasnya.

Titik terang hadir ketika Okta diterima di SRMA 22 Kota Malang.

Di Sekolah Rakyat, Okta kembali menemukan harapannya. Ia aktif mengikuti berbagai kegiatan, disiplin dalam belajar, dan menemukan teman baru. Meski jalan hidupnya penuh ujian, semangatnya tak pernah padam. Ia tetap memelihara mimpi besarnya menjadi guru agama.

“Di pesantren, para guru mengajarkan kitab-kitab kepada santrinya. Dari situlah muncul keinginan kuat untuk menjadi guru ngaji,” kata dia.

Lebih dari itu, Okta juga ingin melihat neneknya tersenyum lega, terbebas dari beban hidup.

“Harapan saya bisa sukses, biar nenek enggak susah lagi, biar bisa rawat adik-adik,” ucapnya.

Kisah Okta adalah perjalanan seorang anak dari keluarga miskin yang menolak menyerah pada keadaan. Kehilangan orang tua, rumah terbakar, hingga harus bekerja sejak kecil, semua itu tidak mematahkan semangatnya. Justru dari cobaan itulah ia belajar arti keteguhan. Di Sekolah Rakyat, ia menemukan kembali kesempatan untuk bermimpi.

Ia tidak sendiri. Sebanyak 75 siswa di SRMA 22 Malang juga menapaki jalan yang sama, dengan asa yang terus tumbuh. Didukung 17 guru dan 3 tenaga pendidikan, serta sarana olahraga, laboratorium, hingga perpustakaan, anak-anak dari keluarga miskin itu mendapat peluang baru untuk meraih cita-cita dan memutus rantai kemiskinan.

Program Sekolah Rakyat yang diinisiasi Presiden Prabowo menargetkan berdiri di 165 titik pada 2025, dengan kapasitas 15.895 siswa dari keluarga miskin. Sebuah ikhtiar besar agar anak-anak seperti Okta tidak lagi terhenti di tengah jalan hanya karena keterbatasan ekonomi.

Sekolah Rakyat hadir bukan sekadar ruang belajar, melainkan rumah yang memberi anak-anak kesempatan untuk bermimpi. Bersama Okta dan ribuan anak lain, harapan itu kini bertumbuh melalui keyakinan bahwa pendidikan berkualitas mampu mengalahkan kemiskinan. (ANTARA)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Imam Wahyudiyanta


No More Posts Available.

No more pages to load.