Antisipasi DBD, Pemkab Lamongan Masifkan Pemberantasan Sarang Nyamuk

oleh -118 Dilihat
Edukasi masyarakat terkait pemberantasan sarang nyamuk kepada warga Lamongan. (Foto: Andika DP)

kabarbaik.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan menggencarkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Hal tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Lamongan. Terlebih menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan Februari 2024 menjadi puncak musim hujan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan dr. Mafidhatul Laely menyebut, imbauan penggencaran PSN dimuat dalam surat edaran kewaspadaan DBD kepada seluruh puskesmas dan kecamatan yang ada di Kabupaten Lamongan.

“Kita membuat surat edaran untuk puskesmas dan  kecamatan di seluruh Kabupaten Lamongan. Yang mana didalamnya berisi himbauan gencarkan PSN dan menggiatkan 3M (Menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas). Karena sangat efektif membunuh nyamuk dan jentiknya,” tutur Fidha sapaan akrabnya, Rabu (7/2/2024).

Baca juga:  Hasil Nyata Program TMMD ke-119 di Lamongan

Adapun inovasi yang dikembangkan oleh masing-masing puskesmas untuk menerapkan 3M+. Seperti yang dilakukan oleh Puskesmas Mantup yakni penanamanan serai. Begitupun dengan Puskesmas Turi yang mencetuskan inovasi pemeliharaan ikan cupang dimasing-masing rumah warga untuk membunuh jentik-jentik.

Dinyatakan oleh Fidha program inovasi tersebut sangat berdampak signifikan. Yangmana dapat dilihat dari rendahnya angka kasus di daerah pencetus inovasi.

“Dampak dari menggiatkan PSN itu sangat signifikan. Seperti contohnya daerah Turi giat menghimbau warga memelihara ikan, berdampak pada kasus DBD  sedikit, ada tiga kasus dalam setahun. Kami juga meminta agar puskesmas daerah lain melakukan hal serupa agar dapat mencegah kasus DBD di Kabupaten Lamongan secara menyeluruh,” katanya.

Baca juga:  Pemkab-DPRD Lamongan Sepakat Ubah Propemperda 2024

Menurut data dari Dinkes Lamongan hingga awal Februari 2024 kasus DBD di Kabupaten Lamongan dilaporkan ada 24 kasus. Dengan rincian Januari ada 21 kasus dan Februari dua kasus. Berdasarkan perhitungan insidens rate (IR) (jumlah kasus DBD dibagi jumlah penduduk dikalikan seratus ribu penduduk), jumlah kasus di Kabupaten Lamongan terhitung rendah pada 2023 IR 16/100.000 jumlah penduduk dan pada tahun 2024 IR 1,9/100.000 jumlah penduduk. Namun demikian tetap harus dilakukan pencegahan dengan maksimal.

“Kasus DBD di Kabupaten Lamongan memang mengalami penurunan dari tahun 2022 tercatat ada 416 kasus, pada 2023 terdapat 193 kasus, dan semoga di tahun 2024 dapat lebih terkendali lagi dan tidak ada kasus kematian,” terang Fidha.

Baca juga:  Khotmil Quran Buka Rangkaian Hari Jadi Lamongan ke-455

Pencegahan juga dilakukan dengan fogging oleh puskemas maupun mandiri oleh desa. Selain itu penyelidikan epidemiologi (PE) DBD  juga dilakukan untuk penderita DBD. Kegiatan PE ini meliputi penelusuran latar belakang penderita DBD, mulai dari hasil diagnosis, tempat tinggal, riwayat perjalanan, kegiatan sehari-hari yang bertujuan untuk memutus rantai kasus.

Pada pungkasnya Fidha menjelaskan banyaknya kasus DBD saat musim hujan bukan hanya disebabkan oleh habitat nyamuk di genangan air bersih, juga disebabkan oleh daya tahan tubuh yang menurun. Maka dari itu masyarakat juga diharapkan mampu memenuhi kebutuhan gizi saat musim penghujan tiba, agar imun tubuh tidak menurun.

 

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.