KabarBaik.co – Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Bojonegoro dalam beberapa hari terakhir dipadati antrean kendaraan besar yang hendak membeli bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Antrean truk-truk pengangkut barang itu bahkan tampak mengular hingga ke bahu jalan raya.
Fenomena antrean panjang ini diketahui telah berlangsung sejak lima hari terakhir. “Iya, lagi antre solar,” ujar Ono, salah seorang sopir dump truk asal Desa Sumbertlaseh, Kecamatan Dander, saat ditemui di SPBU Kalitidu, Desa Leran, Minggu (2/11).
Hal senada diungkapkan Supri, sopir dump truk asal Kecamatan Gayam. Ia menyebut antrean kendaraan besar sudah terjadi sejak awal pekan lalu. “Sudah lima hari ini. Hampir semua SPBU antre solar,” kata Supri saat menunggu giliran pengisian di SPBU Desa Panjunan, Kecamatan Kalitidu.
Dari pantauan di beberapa lokasi, antrean serupa juga terjadi di sejumlah titik lain, seperti SPBU Jetak, Sumberrejo, Kalianyar, Jalan Veteran, hingga SPBU Ngrowo, Kota Bojonegoro.
Menanggapi kondisi tersebut, Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) memastikan bahwa antrean truk di SPBU bukan disebabkan oleh kelangkaan solar.
“Bukan karena langka, melainkan karena kebutuhan solar yang meningkat di waktu bersamaan sehingga menimbulkan antrean,” jelas Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi, Senin (3/11).
Ahad menegaskan, stok BBM jenis solar di wilayah Bojonegoro, Tuban, dan sekitarnya masih aman. Bila ditemukan SPBU yang kehabisan stok, hal itu disebabkan proses distribusi yang sedang berlangsung. “Kami memantau stok produk secara digital di setiap SPBU. Jika sempat kosong, itu karena distribusi sedang berjalan,” ujarnya.
Menurut Ahad, penyaluran biosolar harus tetap mengacu pada kuota penugasan yang ditetapkan pemerintah, mengingat produk tersebut termasuk jenis BBM bersubsidi. “Biosolar wajib disalurkan sesuai jumlah kuota yang telah ditetapkan pemerintah kepada Pertamina,” tandasnya. (*)






