KabarBaik.co – Pemerintah Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, tengah merancang pembangunan embung seluas 3 hektare. Langkah ini dianggap sebagai solusi jitu menghadapi kekurangan air saat musim kemarau serta sebagai penunjang sektor pertanian dan wisata.
Kepala Desa Tlekung, Sumardi, menjelaskan bahwa embung ini akan menampung air hujan dan dimanfaatkan saat musim kemarau tiba. Menurutnya, ketersediaan air menjadi masalah tahunan yang berdampak langsung pada sektor pertanian dan kebutuhan warga.
“Kalau musim hujan, airnya belum bisa dimanfaatkan maksimal. Tapi saat kemarau, air sulit sekali didapat. Karena itu, kami merencanakan pembangunan embung untuk menimbun air hujan yang bisa dipakai saat kemarau,” ujar Sumardi saat ditemui di kantornya, Senin (28/7).
Menurut Sumardi, embung tersebut ditargetkan mampu mengairi lahan pertanian seluas 100 hektare lebih, khususnya area yang selama ini kesulitan air. Menariknya, sistem irigasi yang dirancang tidak menggunakan saluran terbuka seperti drainase, melainkan pipa paralon agar aliran air lebih efisien dan tidak terbuang.
“Saya ingin agar petani bisa pakai air cukup dengan memutar kran. Dengan paralon, air tidak meresap ke tanah dan bisa lebih hemat. Ini sesuai harapan masyarakat,” jelas Sumardi.
Tak hanya untuk pertanian, embung ini juga akan dikembangkan sebagai objek wisata desa. Sumardi mengungkapkan rencana untuk menjadikan area embung sebagai lokasi pemancingan, mengingat banyak warga yang memiliki hobi memancing.
“Nanti akan kami isi dengan bibit ikan. Warga bisa memancing, sekaligus menjadi daya tarik wisata desa,” ujarnya.
Selain itu, lokasi embung yang berada di lahan milik Perhutani dinilai strategis. Bahkan, Sumardi menyebut ada rencana pembangunan akses jalan tembus ke wilayah Gangsiran Putuk yang terkoneksi ke jalur alternatif menuju Gunung Kawi.
“Itu rencana dari Wakil Wali Kota Batu dan sudah dikomunikasikan dengan Bupati Malang. Nantinya pengerjaan jalan tembus akan dilanjutkan oleh pihak Kabupaten Malang,” ungkapnya.
Rencana pembangunan embung ini diajukan ke kementerian terkait dengan estimasi anggaran sekitar Rp 10 miliar. Sumardi berharap pemerintah daerah maupun pusat bisa mendukung penuh rencana ini karena manfaatnya sangat besar bagi masyarakat.
“Kalau embung ini jadi, warga tidak perlu naik ke hutan untuk mencari air saat kemarau. Ini solusi jangka panjang bagi masyarakat Desa Tlekung,” tegasnya. (*)