KabarBaik.co – Bangkai KMP Tunu Pratama terdeteksi berjarak sekitar 30 meter dari kabel laut yang menyuplai daya ke Bali. PLN tidak merekomendasikan penyelaman karena alasan keamanan.
Senior Manager Pemeliharaan Transmisi PT PLN UIT Jawa Bagian Timur dan Bali, Inda Puspanugraha, mengatakan jaringan kabel bawah laut PLN di Selat Bali memiliki tegangan 150 kV. Karena cukup besar, ada faktor keselamatan yang harus diutamakan.
“Jangan sampai aktivitas yang ada di kabel kami nanti mengganggu, katakanlah melukai dan sebagainya. Secara global, jangan dulu (menyelam),” kata Inda, Rabu (9/7).
Pihaknya menyebut masih menunggu data dan informasi terupdate dari Tim SAR gabungan. Jikapun penyelaman harus dilakukan dan data terbaru menunjukkan hal tersebut memungkinkan, beberapa hal masih harus diperhatikan. Misalnya, soal teknis pengangkatan dan peralatan penyelaman yang digunakan.
“Kami dari PLN masih membutuhkan informasi lagi. Nanti ada rekaman dari KRI Spica yang akan disampaikan. Dari sana mungkin bisa dilihat aman atau tidak lokasi kapal dari kabel kami. Dan tentunya hasilnya akan kami dalami lagi. Apakah itu berpotensi juga mengganggu instalasi kami atau tidak,” ujarnya.
Jika kabel bawah laut terganggu, pihaknya khawatir pasokan listrik untuk sebagian wilayah Bali akan terganggu.
“Pasokan listrik ke Bali saat ini masih berjalan normal. Tapi kami tetap melakukan pola waspada. Karena kita mengantisipasi kita belum tahu dampaknya kondisi kapal terhadap kabel laut kami,” tutur dia.
Ia menjelaskan, PLN tetap membutuhkan update pantauan bawah laut dari Tim SAR Gabungan untuk beberapa waktu ke depan. Hal itu untuk memastikan bahwa kondisi kapal tidak mengganggu kabel laut ini.