KabarBaik.co – Endhog-endhogan menjadi tradisi dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Banyuwangi. Dalam tradisi itu endhog atau telur dirangkai dengan bunga kertas. Bunga telur itu kemudian ditancapkan di batang pisang lalu diarak keliling kampung.
Salah satu perajin bunga telur di Desa Sratan, Kcamatan Cluring, Alfalah mengaku menerima banyak pesanan selama momen maulid ini. Pesanan tidak hanya datang dari Banyuwangi tapi juga luar daerah.
“Saya menerima pesanan dua puluh ribu unit,” kata Alfalah.
Alfalah mengaku pesanan dari luar daerah berasal dari Ikatan Keluarga Banyuwangi di perantauan yang ingin merayakan tradisi seperti di kampung halaman.
“Dari tahun ke tahun pesanan selalu meningkat, tahun ini kami menerima hingga dua puluh ribu unit kembang endhog, itupun kami sudah menolak beberapa pesanan karena keterbatasan tenaga,” ungkapnya.
Hal serupa dirasakan oleh Marfiatun Nafiah. Ia juga kebanjiran orderan selama perayaan maulid ini.
Harga per biji bunga dihargai Rp 1.400. Dengan rata-rata produksi 10.000 unit selama momen Maulid, seorang perajin bisa mengantongi omzet kotor hingga Rp 14 juta.
“Tadi pagi kami mengirimkan seribu unit kembang endhog ke Bali. Saya sudah menutup pesanan karena tenaganya kurang,” beber perempuan yang kerap disapa Pipik itu.