Batu Menangis: Air Mata Penyesalan Seorang Anak Durhaka

oleh -98 Dilihat
Batu menangis
Foto Pinterest

KabarBaik.co- Di sebuah desa terpencil di Kalimantan Barat, hiduplah seorang gadis cantik bernama Darmi. Ia tinggal bersama ibunya yang bekerja keras setiap hari untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sayangnya, meskipun ibunya penuh kasih sayang, Darmi tumbuh menjadi gadis yang manja, sombong, dan enggan membantu.

Sejak kecil, Darmi selalu dimanjakan. Ia tak pernah merasakan kesulitan hidup karena ibunya selalu berusaha memenuhi keinginannya. Kecantikan Darmi menjadi kebanggaannya, namun juga membuatnya angkuh. Ia hanya peduli dengan penampilan dan tak mau bersusah payah membantu ibunya di kebun atau mengurus pekerjaan rumah.

Suatu hari, Darmi meminta ibunya membelikannya sisir baru. Ia pun ikut ke pasar agar bisa memilih sendiri. Sepanjang jalan, ibunya mendorong gerobak penuh sayur, sementara Darmi berjalan dengan anggun, berusaha menghindari terik matahari agar kulitnya tetap cerah. Dalam perjalanan, mereka bertemu beberapa pemuda. Saat ibunya menghampiri, Darmi merasa malu dan dengan angkuh berkata, “Aku tidak mengenal wanita itu!”

kabarbaik lebaran

Hati ibunya hancur mendengar perkataan Darmi. Ia hanya bisa menahan air mata dan berdoa dalam hati. Namun, tiba-tiba langit mendung, angin berhembus kencang, dan suara guntur menggema. Tubuh Darmi mulai terasa berat dan kaku. Dengan panik, ia memohon ampun kepada ibunya, tetapi semuanya sudah terlambat. Perlahan, tubuhnya berubah menjadi batu, dan meskipun sudah sepenuhnya menjadi batu, air matanya terus mengalir.

Penduduk desa kemudian memindahkan batu itu ke tebing, menghadap ke langit. Mereka menyebutnya Batu Menangis, sebagai pengingat bagi siapa saja agar selalu menghormati dan menyayangi orang tua.

Pesan Moral

Legenda ini mengajarkan kita pentingnya menghormati dan menyayangi orang tua, tidak hanya saat mereka masih ada, tetapi juga sepanjang hidup. Kecantikan fisik tak akan berarti jika seseorang memiliki hati yang angkuh dan durhaka. Sebagai orang tua, kita juga harus mendidik anak-anak dengan nilai-nilai budi pekerti agar kelak mereka tumbuh menjadi pribadi yang baik dan bertanggung jawab.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Muhammad Ibrahim Al Fatich Purnomo
Editor: Lilis Dewi


No More Posts Available.

No more pages to load.