Beda Data Stunting di Gresik Menurut SSGI dan SKI, Pemkab Fokus Upaya Percepatan Penurunan

oleh -4565 Dilihat
0039285c c96e 4602 8e54 3cd8fe188238
Wabup Gresik Aminatun Habibah saat memimpin rapat evaluasi capaian TPPS semester I 2024. (Foto: Pemkab Gresik)

KabarBaik.co – Percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Gresik terus menjadi atensi serius pemerintah daerah. Berbagai upaya baik itu program maupun kebijakan digencarkan untuk mewujudkan Gresik zero stunting.

Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Gresik, membuka kegiatan Evaluasi Capaian TPPS Semester I Tahun 2024, Kamis (22/8).

Acara yang berlangsung di Ruang Rapat Mandala Bhakti Praja, Kantor Bupati Gresik, dihadiri oleh berbagai pihak terkait. Termasuk perwakilan dari BKKBN Provinsi Jawa Timur, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat, dan kepala Puskesmas.

Dalam sambutannya, wabup Gresik mengapresiasi kerja keras seluruh pihak dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kota Santri selama enam bulan pertama tahun 2024. Pihaknya juga menyoroti bahwa berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, prevalensi stunting di Gresik masih berada pada angka 15,4 persen.

Angka ini masih di atas target 10 persen yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati No. 9 Tahun 2023. Capaian ini memiliki perbedaan dengan angka prevalensi stunting Kabupaten Gresik sebelumnya yang didasarkan pada data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan RI, yakni sebesar 10,3 persen.

“Pada semester pertama tahun 2024, kami mencatat bahwa dari total 23.772 keluarga berisiko stunting, sebanyak 19.947 keluarga telah mendapatkan pendampingan, dengan rincian 2.848 calon pengantin, 3.634 ibu hamil, 892 ibu nifas, dan 13.342 balita,” ungkapnya.

Meskipun pencapaian dan upaya yang dilakukan ini sudah cukup baik, wabup menekankan bahwa semua pihak perlu bekerja lebih keras dan cerdas untuk mencapai target penurunan prevalensi stunting pada akhir tahun ini.

Salah satu langkah strategis yang telah dilakukan adalah peluncuran inovasi DETAK KERIS (Deteksi Tanggulangi Kurangi Keluarga Risiko Stunting), yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendampingan dan memastikan keselarasan data melalui integrasi dengan aplikasi Gresik Urus Stunting.

Selain itu, program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal untuk ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK) dan balita stunting juga telah dilaksanakan dan akan terus dimonitor untuk memastikan efektivitasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBPPPA) Kabupaten Gresik, Titik Ernawati menjelaskan bahwa dirinya bersama jajaran Dinas KBPPPA Gresik telah melakukan intervensi serentak pencegahan stunting yang sudah dilakukan mulai bulan Juni.

Sebagai informasi, pada bulan Juni presentase balita ditimbang di Kabupaten Gresik sebesar 95,02 persen. Capaian presentase tertinggi balita ditimbang diraih oleh Puskesmas Slempit dengan presentase 100 persen balita ditimbang, disusul Puskesmas Duduksampeyan dengan 99,97 persen dan Puskesmas Ujungpangkah sebesar 99,95 persen.

“Kabupaten Gresik juga mengalami peningkatan peringkat dalam kinerja pemerintah kabupaten/kota dalam pelaksanaan 8 aksi konvergensi penurunan stunting Jatim tahun 2024. Sebelumnya kita ada di peringkat 35 dan pada penilaian terakhir kita naik di peringkat 12 se-Provinsi Jawa Timur,” ungkap Titik. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.