Bedah Kekuatan Politik Subandi vs Mas Iin, Ini Kata Pengamat Politik UTM

Reporter: Yudha
Editor: Gagah Saputra
oleh -130 Dilihat
Kolase Subandi vs Mas Iin

KabarBaik.co – Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah (Bacakada) Sidoarjo memang masih 2 bulan lagi, tepatnya 24 Agustus 2024. Namun sejumlah tokoh besar di Kabupaten Sidoarjo sudah mulai muncul. Mereka berbondong-bondong mendaftarkan diri ke partai politik untuk maju dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024.

Sebut saja Plt. Bupati Sidoarjo Subandi, kemudian Ketua DPRD Sidoarjo Usman, Anggota DPRD Jatim Achmad Amir Aslichin atau Mas Iin hingga pengusaha sukses Sugiono maupun pengacara yang terkenal dengan jargon No Viral No Justicenya, Mohammad Sholeh. Mereka digadang-gadang akan maju memperebutkan kursi Sidoarjo 1.

Namun secara fakta, tiga orang di antaranya yakni Subandi, Usman dan Mas Iin, merupakan kader dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Saat ini ketiganya secara kasat mata masih memiliki elektabilitas yang cukup berimbang. Mereka pun juga telah melakukan Uji Kelayakan dan Kepatutan (UKK) di DPP PKB, Jakarta. Lalu siapa yang pantas mendapatkan rekomendasi PKB untuk maju dalam Kontestasi Pilkada tahun 2020 di Sidoarjo?

Baca juga:  Pilkada Sidoarjo, Elektabilitas Subandi Tertinggi Berdasarkan Survei MSI

Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdus Salam menjelaskan sejatinya ketiga calon dari PKB ini memiliki keunggulan masing-masing. Namun jika melihat peta saat ini, besar kemungkinan rekomendasi partai akan jatuh pada Subandi atau Mas Iin.

Alasannya, Subandi saat ini dapat dikatakan sebagai petahana dan sekaligus Ketua DPC PKB Sidoarjo sehingga secara tak langsung dapat menarik pemilih dari luar PKB maupun warga Nahdliyin. “Ini akan jadi modal yang kuat,” katanya saat dihubungi, Senin (17?6).

Namun jangan lupakan Mas Iin, mau tidak mau harus diakui jika jaringannya di lingkup pedesaan masih sangatlah kuat. Yang mana jaringan ini didapatkan dari sokongan sang Ayahanda, Saiful Ilah.

Baca juga:  90 PPK Pilkada 2024 Dilantik, KPU Sidoarjo Sempat Pelototi Kesalahan PPK Lama

“Kekuatan pak Saiful Ilah ini masih mengakar di pedesaan. Tidak bisa dipandang sebelah mata,” lanjutnya.

Meski sempat tersandung kasus hukum, namun suara Saiful Ilah di kalangan masyarakat Sidoarjo khususnya di pedesaan masih kokoh.

“Kalau menengah ke atas, bisa saja pergi. Tapi kalau menengah ke bawah belum. Mereka juga kemungkinan lupa dengan kasus itu,” jelasnya.

Kalaupun toh nantinya Mas Iin akhirnya tidak mendapatkan rekomendasi dari PKB, Mas Iin bisa saja mendapatkan kendaraan politik dari partai lain.

“Kalau melihat power Pak Saiful Ilah hari ini, bisa saja partai lain akan memberikan rekom,” imbuhnya.

Jika nanti kondisi ini terealisasi, maka akan ada dua calon kuat di Sidoarjo. Sangat menarik untuk diikuti lantaran sama-sama kompetitif.

“Tinggal yang dilihat partai-partai ini akan koalisi kemana. Mas Iin atau Subandi,” imbuhnya.

Di sisi seberang, di sisi Subandi, menurutnya masih tertolong dengan adanya nama Ahmad Muhdlor Ali yang sempat jadi pasangannya saat memimpin Sidoarjo. Terlebih tak dapat dipungkiri jika nama besar KH Agoes Ali Masyhur menjadi salah satu faktor penentu kemenangan keduanya saat Pilkada lalu.

Baca juga:  Menangkan Pilkada 2024, PDIP Buka Peluang Berkoalisi

Sehingga dapat dikatakan arah politik ulama besar di Sidoarjo juga menjadi salah satu arah suara masyarakat.

Transfer device Mas Iin ini Saiful Ilah. Sangat kelihatan dan kuat sekali. Gus Muhdlor transfer device-nya Gus Ali. Kalau Pak Subandi sekarang siapa? Itu juga butuh penguatan,” ungkapnya.

Menurutnya, harus ada tokoh Nahdlatul Ulama (NU) sebagai transfer device untuk Subandi. Hal itu untuk menguatkan posisi Subandi.

“Mas Iin memang bukan dari kalangan kiai. Tetapi, bapaknya kuat di daerah pedesaan,” tutupnya.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.