KabarBaik.co – Puluhan mahasiswa Program Studi Gizi semester 1 STIKES Husada Jombang melakukan kunjungan edukatif ke Kelenteng Hong San Kiong, Kecamatan Gudo, Jombang.
Bukan sekadar wisata religi, kunjungan ini menjadi bagian dari pembelajaran mata kuliah Agama Islam yang diampu oleh Rohmadi.
Tujuannya, menanamkan nilai moderasi beragama sikap adil, seimbang, dan menghargai perbedaan keyakinan di tengah masyarakat majemuk.
“Mahasiswa tidak cukup belajar moderasi beragama hanya di kelas. Mereka perlu turun langsung, melihat, berinteraksi, dan memahami keberagaman di masyarakat,” ujar Rohmadi Jum’at (24/10).
Rombongan mahasiswa disambut hangat oleh Nanik Indrawati, rohaniawan Kelenteng Hong San Kiong. Kelenteng yang berdiri sejak tahun 1938 ini menjadi salah satu simbol kerukunan antarumat beragama di Jombang.
“Kelenteng ini bukan hanya tempat ibadah umat Tri Dharma, tapi juga simbol harmoni. Kami terbuka untuk siapa pun yang ingin belajar tentang toleransi dan menghargai perbedaan,” kata Nanik.
Para mahasiswa tampak antusias mendengarkan penjelasan sejarah kelenteng, makna dupa, lilin merah, hingga filosofi warna dalam arsitektur khas Tionghoa.
Mereka juga diajak mengenal ajaran Konghucu, Tao, dan Buddha serta nilai-nilai kemanusiaan universal yang terkandung di dalamnya.
Selama kegiatan, mahasiswa berlatih mempraktikkan sikap toleransi dan empati. Mereka berdialog dengan penuh hormat, menjaga adab di tempat ibadah, dan menunjukkan rasa ingin tahu tanpa prasangka.
Bagi sebagian mahasiswa, ini menjadi pengalaman pertama mengunjungi rumah ibadah non-Muslim. Namun suasana hangat dan penerimaan dari pengurus kelenteng membuat mereka merasa nyaman.
“Ternyata banyak nilai kemanusiaan universal yang sama. Kami belajar bahwa menghargai orang lain juga bagian dari ajaran agama kami,” ujar Jono, salah satu mahasiswa dengan wajah semringah.
Selain berkunjung ke area utama kelenteng, mahasiswa juga diajak melihat Museum Potehi, tempat pelestarian budaya khas Tionghoa yang tetap hidup di bumi pertiwi.
Di akhir kegiatan, Rohmadi berharap pengalaman ini mampu menanamkan semangat keterbukaan dan moderasi di kalangan mahasiswa.
“Semoga kegiatan seperti ini bisa terus dilakukan. Mahasiswa harus menjadi insan berilmu, terbuka, dan berakhlak moderat,” pungkasnya. (*)






