KabarBaik.co – Kota Batu menegaskan posisinya sebagai gerbang kolaborasi kota kreatif se-Indonesia lewat pembukaan Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025 yang digelar di Taman Rekreasi Selecta, Kamis (6/11) malam.
Ajang tahunan ini diikuti lebih dari 1.000 peserta dari 258 kontingen resmi yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka berkumpul untuk memperkuat jejaring, bertukar gagasan, dan merumuskan langkah bersama dalam membangun ekosistem kota kreatif nasional.
ICCF 2025 mengusung tema “Nusantaraya yaitu Dari Malang Raya untuk Nusantara”, dengan melibatkan tiga wilayah, yakni Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang. Festival berlangsung selama empat hari, 6-9 November 2025, menampilkan berbagai kegiatan kreatif, pameran, hingga forum diskusi lintas daerah.
Dalam sambutan virtualnya, Wakil Menteri Pariwisata RI, Ni Luh Puspa, menegaskan pentingnya ICCF sebagai wadah strategis untuk menguatkan kolaborasi dan kreativitas lintas wilayah. “ICCF menjadi kekuatan ekonomi besar. Tahun ini, Malang Raya tampil sebagai panggung kota wisata yang memadukan kreativitas dan kebudayaan,” ujarnya.
Menurut Ni Luh Puspa, kolaborasi multi pihak dalam ICCF 2025 diyakini akan memperkuat ekosistem pariwisata internasional yang berkelanjutan dan inklusif, serta mendorong lahirnya inovasi baru dari daerah.
Sementara itu, Wali Kota Batu Nurochman menyampaikan rasa bangga karena Kota Batu dipercaya menjadi tuan rumah pembukaan ICCF 2025. “Ini momentum besar untuk memperkuat semangat kolaborasi Malang Raya sekaligus menampilkan potensi wisata dan industri kreatif yang dimiliki Kota Batu,” ungkapnya.
Nurochman menegaskan, kepercayaan ini sejalan dengan langkah Kota Batu yang tengah dicanangkan sebagai Kota Gastronomi UNESCO, menandai eksistensinya dalam jaringan kota kreatif dunia. “Dari kota kecil di lereng Panderman, kita bisa menjadi besar. Kreativitas adalah kekuatan yang menyatukan Nusantara melalui budaya, kolaborasi, dan inovasi,” tandasnya.
Dengan semangat itu, pembukaan ICCF 2025 di Kota Batu bukan sekadar seremoni, melainkan penegasan posisi Malang Raya sebagai jantung gerakan kota kreatif Indonesia yang terus tumbuh dan menginspirasi daerah lain di tanah air. (*)






