Berlatar Sejarah Kelam Konflik Politik 1965 di Banyuwangi, Alasan Kalian Harus Nonton Film Kupu-kupu Kertas

oleh -319 Dilihat
Gala Premiere Film Kupu-kupu Kertas di Bioskop NSC Banyuwangi

kabarbaik.co – Kabupaten Banyuwangi menjadi lokasi Gala Premiere Film berjudul “Kupu-Kupu Kertas” yang diperankan Amanda Manoppo, Chicco Kurniawan, hingga Reza Arap. Film berkisah drama percintaan ini mengambil latar belakang peristiwa tragis di tahun 1965 di Banyuwangi.

Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu lokasi Gala Premiere selain Jakarta dan Surabaya. Gala Premiere di Banyuwangi ini dihadiri secara langsung oleh para pemeran “Kupu-Kupu Kertas”.  Yakni Amanda Manopo, Chicco Kurniawan, Reza Oktovian (atau dkenal Reza Arap), Ayu Laksmi, Samo Rafael dan Seroja Hafiedz. Tidak ketinggalan sang sutradara Emil Heraldi.

Sutradara Emil Heraldi mengatakan, Film Kupu-Kupu Kertas merupakan drama percintaan yang dibalut cerita sejarah. Cerita ini sendiri berangkat dari kisah sepasang kekasih yang diperankan oleh Amanda Manopo sebagai Ning dan Chicco Kurniawan sebagai Ihsan.

Baca juga:  PC IPNU Banyuwangi Sampaikan Sikap untuk Pemilu 2024

“Film ini ingin menghidupkan lagi kisah tentang sejarah penting dimasa lalu, namun dikemas dalam drama agar bisa dinikmati oleh anak- anak sekarang,” ujar Emil Heraldi saat konferensi pers di Bioskop New Star Cineplex, Banyuwangi, Minggu malam (4/4/2024).

Pada cerita film, Ning dan Ihsan berasal dari dua keluarga dengan latar belakang yang saling bertentangan. Dimana Ihsan berlatar keluarga Nahdatul Ulama (NU), sementara Ning merupakan anak seorang pengikut PKI. Selanjutnya, kisah keduanya menjadi jendela untuk menyaksikan tajamnya konflik antara  kelompok NU dan PKI di Banyuwangi pada masa itu.

“Di Banyuwangi terjadi peristiwa yang cukup keras pertentangannya, polarisasinya di masa itu (pemberontakan PKI 1965). Makanya kami angkat peristiwa Banyuwangi sebagai latar di film ini,” ujar sang Sutradara Emil Heraldi.

Baca juga:  Kemenag Banyuwangi Ingatkan Jemaah Tak Berlebihan Bawa Rokok, Maksimal 200 Batang

Peristiwa yang dimaksud oleh Emil tersebut, merupakan kisah pembantaian dimana sebanyak 62 pemuda Gerakan Pemuda (GP) Ansor dibunuh secara sadis oleh gerombolan PKI pada 18 Oktober 1965. Kemudian, jasadnya dibuang di sebuah lubang di Desa Cemetuk, Cluring, Banyuwangi. Saat ini lokasi tersebut dibangun Monumen Lubang Buaya.

“Kami ingin generasi sekarang bisa mengenal sejarah bangsa ini. Kita jadikan pelajaran, jangan sampai bangsa ini terpolarisasi tajam,” kata sutradara Emil.

Sementara itu para pemeran Kupu-Kupu kertas memiliki sejumlah kesan selama menjalankan syuting di Banyuwangi. Sejumlah lokasi yang menjadi lokasi syuting antara lain Hutan Djawatan, kawasan Gunung Ijen, dan Hutan Suko di Desa Gombengsari.

Baca juga:  Polresta Banyuwangi Imbau Masyarakat Tak Berlebihan saat Malam Takbiran

“Ini pertama kali saya syuting di Banyuwangi. Banyak pengalaman, bertemu pemain hebat sampai belajar Bahasa Osing. Syutingnya menyenangkan, warganya ramah-ramah,” ujar Amanda Manoppo.

“Menyenangkan di Banyuwangi. View-nya fresh,” timpal Samo Rafael.

Sementara itu Reza Arap mengaku, perannya di Kupu-Kupu Kertas menjadi debut pertamanya di dunia film layar lebar. Dia tidak ragu untuk ikut ambil bagian meski memerankan peran antagonis.

“Saya tertarik, karena perannya cukup menantang. Mohon dukungannya agar film perdana saya ini sukses,” ujar Arap sambil berkelakar.

Sementara itu, Film Kupu-Kupu Kertas akan tayang di seluruh bioskop di Indonesia pada 7 Februari 2024 besok. (Ikhwan)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.