Bertani- Industri ikan hias di Indonesia tengah mencari napas baru. Setelah pandemi Covid-19 meredupkan gaungnya, kini upaya menghidupkannya kembali datang dari generasi muda lewat pendekatan edukatif dan kompetitif yang menyentuh langsung ke akar pendidikan vokasi.
Program bertajuk Cppetindo FishPreneur yang digagas oleh Takari dan Cppetindo menyasar sekolah-sekolah kejuruan yang memiliki jurusan perikanan, kelautan, dan agribisnis, khususnya di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Dua wilayah tersebut dikenal memiliki potensi besar dalam sektor perikanan hias dan akuakultur. Namun sayangnya, minat masyarakat terhadap hobi ikan hias mengalami penurunan pasca pandemi. Di sisi lain, semangat para siswa SMK yang terlibat justru memperlihatkan antusiasme tinggi. Mereka melihat peluang usaha dan inovasi yang bisa dikembangkan dari bidang ini.
Wilda Novayana, Brand Manager Cppetindo, menyebut bahwa kegiatan ini dirancang untuk mengembalikan semangat masyarakat terhadap hobi ikan hias sekaligus membangkitkan kesadaran generasi muda akan potensi bisnisnya.
Takari dan Cppetindo menggelar rangkaian tur edukasi Cppetindo FishPreneur dengan mengunjungi tiga SMK unggulan, yakni SMKN 1 Kademangan dan SMKN 1 Tulungagung di Jawa Timur, serta SMK HKTI Temanggung di Jawa Tengah.
Program ini hadir sebagai kelanjutan dari suksesnya pelaksanaan serupa di SMKN 36 Jakarta dan SMKN 2 Tangerang sebelumnya. Dalam setiap kunjungan, para siswa mendapatkan sesi edukatif bersama praktisi industri, narasumber ahli, dan Key Opinion Leaders melalui forum #TAKARInsights.
Salah satu yang paling diminati dalam rangkaian acara adalah kompetisi “Aquascape Battle” yang menantang siswa untuk merakit dan mendesain akuarium secara kreatif dan estetis. Dari pemilihan jenis ikan, pemahaman ekosistem, hingga kerja sama tim, semuanya menjadi bagian dari penilaian.
Kegiatan tersebut dianggap sangat relevan dengan materi pembelajaran di sekolah dan sekaligus menjadi ajang aktualisasi keterampilan. Salah satu peserta mengungkapkan bahwa menghias akuarium dengan kreativitas adalah pengalaman baru yang menyenangkan dan menantang. Ia berharap kegiatan seperti ini terus digelar untuk mengasah bakat anak-anak muda.
Sebagai bentuk komitmen jangka panjang, Cppetindo juga menyiapkan program lanjutan berupa lomba ide bisnis ikan hias setelah tur edukasi selesai. Program ini tak hanya menjaring gagasan kreatif, tetapi juga memberikan dukungan modal dan akses kerja sama riset dengan pihak sekolah, sehingga siswa benar-benar bisa memulai langkah sebagai entrepreneur muda di bidang akuakultur.
Kepala SMKN 1 Tulungagung, Ning Fadlillah, menyatakan dukungan penuhnya terhadap inisiatif ini. Ia melihat program seperti FishPreneur mampu membuka wawasan siswa terhadap peluang bisnis yang luas di industri perikanan hias, terutama dari sisi pemasaran digital dan inovasi produk. Menurutnya, generasi muda memiliki potensi besar untuk membawa industri ini naik kelas, asalkan dibekali dengan ilmu, pengalaman, dan jejaring yang kuat.
Lewat pendekatan kreatif dan program nyata yang menyentuh dunia pendidikan, Cppetindo FishPreneur tidak hanya menjadi ruang belajar tambahan, tetapi juga menjadi jembatan antara dunia pendidikan vokasi dan industri yang sesungguhnya. Di tangan generasi muda yang berani berinovasi dan berwirausaha, akuakultur Indonesia diyakini akan tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan. (*)