Bertani- Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Timur dinilai memiliki kontribusi besar dalam menjaga kedaulatan pangan nasional, mulai dari sektor pertanian, peternakan, hingga perkebunan. Hal ini ditegaskan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dalam pelantikan pengurus HKTI dari 38 kabupaten/kota di halaman Kantor Gubernur Jawa Timur, Kamis (24/7) sore.
“HKTI luar biasa. Bojonegoro misalnya, mencatat produksi padi tertinggi di Jawa Timur. Kalau Ngawi, produktivitasnya tertinggi,” ungkap Khofifah.
Ia menambahkan, keberhasilan Jawa Timur menjadi provinsi dengan Luas Tambah Tanam (LTT) terbesar nasional tidak lepas dari peran petani dan kelompok tani HKTI.
Khofifah mengungkapkan bahwa sejak 2020 hingga semester pertama 2025, produksi padi Jawa Timur konsisten menjadi yang tertinggi di Indonesia. “Ini berkat komitmen panjenengan semua,” ujarnya.
Tak hanya itu, Khofifah juga menyoroti respons cepat pemerintah pusat terhadap keluhan petani terkait harga gabah. “Harga pembelian pemerintah (HPP) minimal Rp6.500, dan saat ini rata-rata sudah tembus Rp7.000,” tambahnya.
Fokus HKTI pada Bibit Unggul & Peternakan Berkualitas
Ketua Umum HKTI Jawa Timur, Arum Sabil, menegaskan bahwa pihaknya akan terus fokus pada penyediaan bibit unggul untuk mendongkrak produktivitas. “Kalau tanaman pangan ya bibit unggul. Kalau tebu, varietas unggul. Untuk peternakan, kami berupaya regenerasi bibit unggul karena tantangannya masih soal inses,” jelas Arum.
Di sektor peternakan, HKTI mendorong program inseminasi buatan demi meningkatkan kualitas genetika sapi lokal. Arum menambahkan bahwa impor sapi pun harus memberikan manfaat jangka panjang. “Kalau impor dara bunting, kita bisa perbaiki genetika, dan itu membantu peternak juga dalam jangka panjang,” katanya.
Lebih lanjut, Arum menggarisbawahi pentingnya sinkronisasi birahi dalam proses inseminasi buatan agar proses pengembangbiakan lebih efisien. “Kita perlu pemantauan serentak, sehingga umur dan kesiapan sapi bisa dikontrol lebih baik,” tutupnya. (*)