Bertani- Warga Ngawi, Jawa Timur, belakangan harus merogoh kocek lebih dalam untuk memenuhi kebutuhan dapur. Dua komoditas pokok, yakni daging dan telur ayam, mengalami kenaikan harga cukup signifikan dalam beberapa pekan terakhir.
Harga daging ayam yang biasanya berkisar Rp 33 ribu per kilogram kini menembus Rp 37 ribu. Sementara telur ayam naik dari kisaran Rp 22 ribu menjadi Rp 27 ribu per kilogram.
Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono menjelaskan, kenaikan harga ini tak lepas dari melonjaknya biaya pakan ternak, terutama jagung kering yang menjadi tambahan utama bagi ayam petelur. “Kenaikan harga ini karena bahan baku pakan ternak naik,” ujarnya saat meninjau Gerakan Pangan Murah, Kamis (19/9).
Saat ini, harga pokok penjualan (HPP) jagung mencapai Rp5.500 per kilogram. Namun, peternak ayam harus membeli jagung dari tengkulak di kisaran Rp6.000 per kilogram. “Otomatis ketika dicampur dengan konsentrat, biaya pakan bisa mencapai Rp8.000 per kilogram. HPP ayam pun naik dari Rp19 ribu menjadi Rp 21 ribu,” jelasnya.
Meski harga mengalami kenaikan, Bupati Ony memastikan pasokan daging dan telur ayam di Ngawi masih aman. Hal ini berkat optimalisasi peternak ayam potong dan petelur di berbagai wilayah, salah satunya Kecamatan Kendal.
“Kalau dulu pedagang bergantung pada pasokan dari daerah lain, saat ini kita sudah memperkuat kemitraan dengan peternak lokal. Ke depan, yang penting menjaga keberlanjutan usaha peternakan agar rantai pasok tetap terjaga,” tegasnya.
Dengan kondisi tersebut, pemerintah daerah berharap kenaikan harga tidak berlangsung lama, sembari mendorong penguatan kemitraan antara peternak dan pedagang untuk memastikan ketersediaan pangan tetap stabil. (*)









