Bertani- Sebanyak 150 sentra penggilingan padi di wilayah Pulau Jawa akan direvitalisasi melalui SWITCH Asia Low Carbon Rice Project. Proyek kerja sama antara Uni Eropa dan Indonesia ini bertujuan untuk mendukung pertanian berkelanjutan. Fokus utamanya adalah menekan emisi karbon dari sektor produksi beras sekaligus meningkatkan efisiensi energi di tingkat petani dan pelaku industri lokal.
Hal ini disampaikan dalam pertemuan antara Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak dengan rombongan Duta Besar Uni Eropa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (1/7). Kunjungan tersebut menjadi penutup rangkaian lawatan delegasi Uni Eropa di Jawa Timur yang dimulai dari Madiun dan mencakup pertemuan dengan para kepala daerah, kunjungan ke Universitas Airlangga, serta European Center.
“Revitalisasi 150 penggilingan padi ini adalah langkah nyata menuju pertanian yang rendah karbon dan lebih efisien. Ini akan menguntungkan tidak hanya dari sisi lingkungan, tapi juga dari sisi kesejahteraan petani,” kata Emil Dardak dalam sambutannya.
Lima kabupaten yang menjadi fokus proyek ini adalah Klaten, Sragen, Boyolali, Ngawi, dan Madiun. Di daerah-daerah tersebut, penggilingan padi akan ditingkatkan teknologinya dengan pendekatan energi bersih, menggantikan mesin diesel konvensional yang selama ini menjadi sumber emisi karbon signifikan dalam rantai pasok beras.
Selain pengolahan, lanjut Emil, persoalan pengelolaan air juga menjadi aspek penting dalam sistem pertanian berkelanjutan. Dalam hal ini, Belanda akan berkontribusi dalam hal manajemen sumber daya air. “Kami menyampaikan pentingnya manajemen air, dan Duta Besar Belanda pun menyambut baik hal ini karena air adalah kebutuhan vital dalam pertanian,” jelas Emil.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia H.E. Denis Chaibi, menyampaikan apresiasi atas langkah Indonesia dalam menghadirkan pertanian yang lebih ramah lingkungan. “Kami melihat komitmen yang sangat besar dari pemerintah Indonesia dalam menjaga lingkungan, meningkatkan kualitas pendidikan, dan memastikan ketahanan pangan,” ujar Chaibi.
Proyek Beras Rendah Karbon ini juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) nomor 12, yakni konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. SWITCH Asia sendiri merupakan program regional Uni Eropa yang mendorong transisi menuju ekonomi hijau di kawasan Asia.
Dengan proyek ini, diharapkan pertanian padi di Indonesia tidak hanya menghasilkan beras berkualitas tinggi, tetapi juga berkontribusi pada upaya global dalam menekan perubahan iklim. (*)