Bertani- Lompatan besar dalam produktivitas padi sawah berhasil dicapai di Kutai Kartanegara. Berkat inovasi Bioinvigorasi Benih yang terintegrasi dengan sistem LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture), hasil panen petani melonjak dari 3,6 ton menjadi 6,27 ton per hektar—atau meningkat hingga 74 persen.
Peningkatan signifikan ini terwujud melalui program kolaborasi antara Politani Samarinda dan Bank Indonesia, yang dipamerkan dalam kegiatan panen di Gapoktan Bukit Biru, Tenggarong, Kamis (11/9). Acara ini dihadiri Wakil Gubernur Kaltim Ir H Seno Aji MSi, Bupati Kukar dr Aulia Rahman Basri, MKes., Kepala Perwakilan BI, Direktur Politani Samarinda Hamka STP MSc MP., serta jajaran Forkopimda Kaltim dan Kukar.
Direktur Politani menegaskan, capaian tersebut menjadi bukti nyata bahwa penerapan teknologi tepat guna dapat dirasakan langsung oleh petani. “Harapannya, inovasi ini bisa diperluas ke berbagai daerah di Kaltim untuk memperkuat swasembada sekaligus ketahanan pangan,” ujarnya.
Apresiasi serupa disampaikan Wakil Gubernur Kaltim. Ia menilai peningkatan hasil panen sebesar 74% adalah langkah nyata yang harus didorong lebih luas demi kesejahteraan petani. “Ini contoh baik bagaimana inovasi bisa mendukung pertanian berkelanjutan dan memperkuat pangan daerah,” katanya.
Keberhasilan Gapoktan Bukit Biru sekaligus membuktikan bahwa kolaborasi lintas lembaga, riset, dan penerapan teknologi tepat guna mampu menghadirkan solusi konkret bagi pertanian. Hasil ini menjadi inspirasi bahwa swasembada pangan bukan sekadar wacana, melainkan bisa dicapai melalui kerja bersama yang berkesinambungan. (*)