Bistro Tjap Njonja Bojonegoro Hadirkan Pesona Klasik Belanda dan Ruang Kreasi Anak Muda

oleh -173 Dilihat
WhatsApp Image 2025 11 21 at 15.26.04
Bistro Tjap Njonja Bojonegoro di Jalan Dr Soetomo Bojonegoro. (Foto: Shohibul Umam)

KabarBaik.co – Di tengah denyut Kota Bojonegoro yang terus tumbuh, sebuah ruang baru tampil memikat dengan menawarkan nostalgia era kolonial yang hangat. Bistro Tjap Njonja, bistro spesialis kue dan patisserie yang baru membuka pintunya, menghadirkan pengalaman bersantap yang bukan sekadar soal rasa, tetapi juga suasana dan ruang berkarya.

Begitu melangkah masuk, pengunjung langsung disambut aroma roti dan kue yang baru keluar dari oven, berpadu dengan ragam menu makanan barat hingga tradisional. Namun pesona Bistro Tjap Njonja tidak berhenti pada sajian kulinernya. Ia menjadi tempat di mana estetika klasik dan kreativitas anak muda Bojonegoro bertemu.

Pemilik Bistro Tjap Njonja, Vedhasari Puspita, mengatakan bahwa bistro ini sejak awal dirancang sebagai wadah bagi talenta kreatif lokal. Pembukaan bistro bahkan digelar dengan sentuhan musik lawas dan visual mapping, sebuah perayaan kecil yang menandai semangat seni di dalamnya.

“Tjap Njonja ini tidak hanya menyediakan menu roti saja, itu tujuan yang kedua. Tujuan utamanya adalah kami ingin mengumpulkan dan mewadahi anak-anak muda untuk berkreatif, terutama di bidang seni,” ujar Vedha.

Untuk menjaga ruang kreasi ini tetap hidup, Vedha berencana rutin menggelar event seni setiap bulan, dengan disiplin yang berganti-ganti. Dimulai dari lomba fotografi bersama komunitas lokal, ia ingin memastikan semua anak muda Bojonegoro punya kesempatan untuk menunjukkan bakat mereka tanpa biaya pendaftaran.

“Setiap bulan kita akan mengadakan kompetisi-kompetisi serupa sebagai wadah kreasi anak muda, misal kompetisi teater, nantinya diadakan selang-seling,” tambahnya.

Salah satu daya tarik paling kuat dari Bistro Tjap Njonja adalah desainnya. Vedha, yang dikenal sebagai kolektor barang antik, menata ruang bistro dengan estetika kolonial Hindia Belanda era 1920-an. Pilihan itu tidak hanya merefleksikan kegemarannya, tetapi juga selaras dengan lingkungan sekitar yang dipenuhi bangunan peninggalan Belanda.

“Kami mengusung konsep heritage, terutama 1920-an yang merupakan era Hindia Belanda. Saya sendiri juga kolektor barang antik, sehingga tentu temanya disesuaikan,” jelasnya.

Beragam furnitur dan koleksi asli era tersebut, mulai dari gramofon, telefon, piring, hingga kamera antik, dipajang sebagai bagian dari interior, memberikan pengalaman visual yang otentik layaknya museum kecil yang hidup.

Kehadiran Bistro Tjap Njonja mendapatkan sambutan hangat dari Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah. Menurutnya, konsep heritage yang diusung bistro ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah mendorong Bojonegoro menuju status UNESCO Global Geopark.

“Tempat ini selaras dengan usaha Bojonegoro mencapai status UNESCO Global Geopark, dan kebetulan tempatnya juga dekat dengan Museum Geopark Bojonegoro, sehingga suasananya cocok dan lebih terasa,” kata Nurul.

Ia optimistis kehadiran bistro ini tak hanya mampu menggerakkan perekonomian lokal, tetapi juga mendukung geliat seni serta pariwisata Bojonegoro. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Shohibul Umam
Editor: Hairul Faisal


No More Posts Available.

No more pages to load.