KabarBaik.co – Kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) BRI Cempaka Putih, Mohamad Ilham Pradipta, memasuki babak baru. Polisi Militer (PM) menetapkan seorang prajurit aktif TNI Angkatan Darat (AD) sebagai tersangka. Yakni, Kopral Dua (Kopda) Feri Herianto alias FH
Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Pomdam Jaya), Kolonel CPM Donny Agus Prianto kepada awak media telah mengonfirmasi bahw FH resmi ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka. “Terhadap yang bersangkutan sudah dilakukan penahanan dan ditetapkan sebagai tersangka,” kata Donny, Jumat (12/9).
Informasi yang dihimpun redaksi, FH disebut berperan sebagai perantara yang mencari orang untuk menjemput paksa korban. Lebih jauh, FH juga diduga memberikan informasi detail tentang posisi Ilham kepada para eksekutor lapangan. Ironisnya, saat penculikan berlangsung, status Kopda FH sendiri sedang dalam pencarian kesatuan karena mangkir dari dinas tanpa izin.
Sebelumnya, nama seorang oknum aparat berinisial F sempat mengemuka dari keterangan Adrianus Agal, kuasa hukum sejumlah tersangka. Kala itu, ia menyebut bahwa salah satu kliennya menculik Ilham atas perintah aparat.Dan, belakangan kabar itu ternyata tidak meleset.
Keterlibatan Kopda FH itu menambah daftar panjang tersangka dalam kasus penculikan dan pembunuhan Ilham. Hingga kini, setidaknya ada sebanyak 16 orang telah ditetapkan sebagai tersangka dan dibagi ke dalam empat klaster besar. Klaster pertama, aktor intelektual: Candy alias Ken, Dwi Hartono, Yohanes Joko, dan Antonius.
Kedua, klaster pengintai: tim pemantau berisi Rohmat Sukur, Eka, dan Wiranto. Ketiga, klaster penculik: Erasmus Wawo, Emanuel Woda Berto, Johanes Ronald Sebenan, Andre Tomatala, serta Reviando. Dan, keempat, klaster eksekutor: Nasir, David, dan Neo.
Dalam keterangannya, polisi menjelaskan bahwa jaringan tersebut bekerja terstruktur. Ilham lebih dulu diikuti, lalu dijemput paksa oleh tim penculik, sebelum akhirnya diserahkan kepada kelompok eksekutor yang menganiayanya hingga tewas.
Peristiwa tragis itu bermula pada Rabu, 20 Agustus 2025, ketika Ilham diculik di area parkiran supermarket Pasar Rebo, Jakarta Timur. Esok harinya, Kamis (21/8), alumnus Univesitas Jenderal Soedirman (Unsoed) itu ditemukan dalam kondisi tewas mengenaskan di persawahan Karangsambung, Bekasi. Tubuhnya terikat di tangan dan kaki, sementara mata korban ditutup dengan lakban.
Pengungkapan kasus ini menimbulkan kehebohan publik. Terutama setelah terbukti ada keterlibatan seorang prajurit aktif TNI. Keterlibatan aparat militer dalam jaringan kriminal penculikan dan pembunuhan membuat kasus ini tak lagi sekadar tindak pidana biasa, melainkan juga menguji transparansi penegakan hukum lintas institusi. (*)