KabarBaik.co – Bu Nyai dan Nawaning Se-Kabupaten Kediri bersilaturrahmi dengan Calon Bupati (Cabup) Kediri nomor urut 2 Hanindhito Himawan Pramana di Grand Surya Hotel pada Rabu (16/10). Silaturahmi ini juga sekaligus deklarasi dukungan.
Mas Dhito, sapaan akrabnya, mengungkapkan selama ini ia tidak pernah mempublikasikan kedekatannya dengan para nyai di pondok pesantren yang awal mulanya ia kenal dari para massayyikh dan gawagih.
“Tapi memang saya selama ini tidak pernah saya publikasikan karena hal-hal yang sifatnya seperti itu bagi saya adalah hal yang sifatnya privasi, tertutup karena urusannya dengan bu nyai, urusannya dengan pondok itu adalah urusan keagamaan. Sebaik-baiknya orang beribadah adalah kita memberi tangan kanan tangan kiri tidak perlu mengetahui itu prinsip yang saya pegang sampai dengan hari ini,” ucapnya.
Mas Dhito juga menyebut mendapatkan pesan khusus dari para bu nyai dan nawaning yakni pemerataan bantuan untuk lebih ditingkatkan. Para santri diharapkan punya kemandirian dalam perekonomian serta terkait guru madin.
“Guru madin memang akan kita lakukan pemerataan. Di data kami ada 15.000 yang belum mendapatkan berarti kurang lebih sekitar 6.800 yang belum mendapatkan itulah yang akan kita berikan dan kita dorong mereka tidak hanya kita berikan insentif kepada guru madin ini, tapi kita dorong berwirausaha itu kata kuncinya,” tambahnya.
Lalu bagi para santri, beberapa diantaranya ialah meminta untuk dibuatkan digital printing, dan tempat cukur rambut yang berlokasi di Pondok Pesantren (Ponpes) Dlopo.
“Jadi mereka sudah berani, santrinya buka tempat cukur rambut dan ada juga yang kita ajari makeup dan itu kita berikan pelatihan, alat dan bantuan modal kita evaluasi selama 1 tahun. Kalau memang masih berjalan ya berjalan terus, kalau setahun tidak berjalan ya kita evaluasi secara berkala,” pungkasnya.
Sementara itu, Nyai Izzah Nurul Fitria selaku Pengasuh Ponpes Tamansantri Arrahmah yang berada di Papar menyebut meminta kepada Mas Dhito untuk mengupayakan lingkup pondok pesantren bisa lebih maju dan meratanya akses bantuan.
“Pelatihan juga penting, itu nanti entrepreneur para santrinya, kemudian bantuan bangunan apa yang dibutuhkan di pondok pesantrennya terus kemudian insentif guru itu yang konkritnya,” imbuhnya.
Menurutnya sosok Mas Dhito merupakan sosok yang bijak dan low profile, dan yang terpenting ialah mampu mengayomi dan memikirkan keberadaan pondok pesantren. (*)
