KabarBaik.co- Di pesisir barat Sumatera, hiduplah Malin Kundang, seorang pemuda miskin yang dibesarkan oleh ibunya seorang diri. Sejak kecil ia bercita-cita keluar dari kemiskinan. Setelah dewasa, Malin ikut berlayar bersama kapal dagang, dan nasib membawanya menjadi saudagar kaya raya.
Namun, ketika kembali ke kampung halamannya, Malin menolak mengakui ibunya yang renta. Ia merasa malu dengan asal-usulnya. Di tepi pantai, sang ibu yang sakit hati mengutuk anaknya agar menerima balasan setimpal. Tak lama, badai dahsyat datang, kapal Malin hancur dihantam ombak, dan tubuhnya berubah menjadi batu di tepi pantai. Sejak saat itu, pantai yang menjadi tempat kutukan Malin dipenuhi cerita menyeramkan dari penduduk setempat.
Sosok Malin Kundang yang Membatu
Penduduk percaya bahwa kutukan tidak hanya mengubah tubuh Malin menjadi batu, tetapi juga meninggalkan arwahnya yang terjebak di sekitar pantai Air Manis. Batu besar berbentuk manusia berlutut dianggap sebagai tubuh Malin yang membatu. Saat malam tiba, terutama ketika ombak pasang, beberapa orang mengaku mendengar suara erangan lirih dari arah batu tersebut, seperti rintihan seorang pria yang meminta ampun.
Kadang terdengar bunyi rantai kapal atau dentuman kayu pecah, meski tidak ada kapal yang lewat. Ada juga saksi yang melihat bayangan pria berwajah pucat berdiri di tepi laut dengan pakaian sobek basah, menatap ke arah daratan sebelum menghilang ditelan kabut malam.
Kutukan di Pantai Air Manis
Sejak kisah itu, pantai Air Manis dianggap angker. Beberapa nelayan menolak melaut pada malam bulan purnama karena percaya arwah Malin muncul di atas permukaan laut. Mereka mengatakan laut tiba-tiba beriak keras tanpa angin, seolah ada sesuatu besar yang bergerak di bawah air.
Orang-orang yang pernah mendekati batu Malin Kundang pada malam hari mengaku merasakan hawa dingin menusuk tulang. Ada yang mendengar suara tangis perempuan samar-samar dari arah laut, dipercaya sebagai suara ibunya yang terus mencari anaknya. Ada pula yang merasakan tangan tak kasat mata menyentuh bahu mereka saat menatap batu tersebut terlalu lama.
Korban Kutukan
Beberapa kisah menyebutkan, siapa pun yang bersikap kurang ajar atau berbicara kasar di sekitar batu Malin Kundang akan mengalami kesialan. Ada pengunjung yang tersesat berjam-jam padahal hanya berjalan di sekitar pantai, ada pula yang mendadak jatuh sakit setelah mengejek batu tersebut.
Masyarakat setempat percaya arwah Malin Kundang masih terjebak di antara dunia manusia dan dunia roh, menjadi peringatan abadi bagi siapa pun yang durhaka pada orang tuanya.
Hingga kini, Pantai Air Manis di Sumatera Barat bukan hanya menjadi tujuan wisata, tetapi juga tempat yang menyimpan legenda kutukan. Batu Malin Kundang berdiri sebagai saksi bisu, sementara cerita-cerita horor tentang suara tangis, bayangan misterius, dan arwah penasaran terus menghantui malam di sekitar pantai.






