Bukan Sekadar Mitos: Menyingkap Peran Antaboga, Penyangga Alam Bawah Bali

oleh -74 Dilihat
naga

KabarBaik.co- Di kaki Gunung Agung, tepatnya di sebuah pura tua yang jarang dikenal wisatawan, para pemangku masih memuja sosok gaib bernama Antaboga naga suci yang dipercaya menjadi penyangga alam bawah dan roh penjaga bumi Bali.

Berwujud ular naga panjang dengan sisik emas dan mata membara, Antaboga tak pernah benar-benar terlihat secara nyata. Tapi tanda kehadirannya selalu terasa melalui gempa kecil, getaran tanah, atau kemunculan kabut tebal yang melingkar di kaki gunung.

Antaboga bukan roh jahat, tapi dia menjaga keseimbangan. Kalau alam terganggu oleh keserakahan, perusakan hutan, atau adat dilanggar ia akan bergerak dari bawah, ujar Ida Pedanda Gede Loka, pemuka spiritual di Karangasem.

Penjaga Alam dari Dasar Dunia

Menurut lontar-lontar kuno, Antaboga lahir dari kekosongan awal dunia. Ia tak punya sayap atau kaki, hanya tubuh panjang yang melingkar tujuh kali mengelilingi inti bumi. Ia dipercaya sebagai makhluk pertama yang menciptakan dasar dunia sebelum para dewa turun ke Bali.

Beberapa versi menyebut bahwa dari meditasi Antaboga lahirlah Bedawang Nala, kura-kura raksasa yang menopang dunia—dan jika Bedawang menggeliat, maka terjadilah gempa.

Bersemayam di Tempat Tertutup

Di Bali, Antaboga tidak digambarkan secara gamblang dalam patung. Ia dianggap terlalu suci untuk divisualisasikan. Hanya dalam pura-pura tertentu seperti Pura Goa Raja dan Pura Besakih, terdapat simbol bebatuan atau lorong sempit yang disebut jalan napas Antaboga.

Warga dilarang keras masuk lorong itu tanpa ritual. Bahkan beberapa pemangku harus berpuasa dan membersihkan diri selama tiga hari sebelum boleh melakukan persembahan ke dalamnya.

Tanda-Tanda Ia Bangkit

Dalam beberapa kejadian sebelum bencana alam, seperti letusan Gunung Agung atau tanah longsor, warga spiritual mengaku bermimpi tentang Antaboga. Biasanya berupa naga yang menggeliat dalam laut api, atau muncul dari dasar bumi dengan suara gemuruh.

Diberi Persembahan Tertentu

Tak semua upacara di Bali ditujukan untuk para dewa langit. Ada upacara khusus untuk Antaboga, yang dilakukan dengan menaruh sesajen di dasar sumur, gua, atau kaki gunung. Isinya berupa telur, air kelapa muda, dan bunga cempaka kuning—simbol kehidupan dan ketenangan bumi.

Kalau lupa memberi, kadang muncul pertanda aneh: gempa kecil di waktu tak biasa, retakan tanah tanpa sebab, atau suara mendesis dari dalam bumi, ujar Jro Mangku Tama.

Naga yang Diam, Tapi Menyaksikan

Bagi masyarakat Bali, Antaboga adalah penjaga paling bawah. Ia tidak ikut dalam tarian atau ritual umum, tapi keberadaannya melingkupi semuanya. Ia bukan hanya mitos, tapi roh dasar kehidupan yang menjaga Bali dari kerusakan yang diciptakan manusia sendiri.

Ia tidak muncul dalam wujud, tapi terasa dalam getaran. Karena di Bali, kekuatan terbesar bukan yang terlihat tapi yang diam, dalam, dan menunggu saat yang tepat untuk bangkit.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Muhammad Rizqi Hidayah
Editor: Lilis Dewi


No More Posts Available.

No more pages to load.