KabarBaik.co – Untuk menjaga stabilitas pangan menjelang bulan Ramadan, Direktur Pengadaan Perum Bulog, Prihasto Setyanto, bersama Pimpinan Bulog Kanwil Jawa Timur, Langgeng Wisnu A., dan anggota Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Komplek Pergudangan Gulun, Kancab Ponorogo, pada Kamis (20/2). Kunjungan ini sekaligus menjadi momentum untuk memastikan kesiapan stok beras.
Dalam kunjungan tersebut, turut hadir Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Tri Wahyudi Saleh, Sekretaris Daerah Kabupaten Magetan, Komandan Kodim 0804 Magetan, serta sejumlah Kepala Dinas terkait. Mereka memeriksa langsung ketersediaan beras di gudang Bulog Gulun yang menjadi salah satu penopang distribusi pangan di wilayah Jawa Timur.
Pimpinan Wilayah Bulog Jawa Timur, Langgeng Wisnu A, mengungkapkan bahwa target pengadaan setara beras untuk Jawa Timur pada tahun 2025 mencapai 593.000 ton. Hingga 19 Februari 2025, realisasi pengadaan di Kantor Cabang Ponorogo mencapai 5.400 ton, sementara secara keseluruhan Jawa Timur telah mengamankan 40.000 ton.
“Kami memastikan kebutuhan beras selama Ramadan akan tercukupi. Dengan jumlah yang ada, kami optimis dapat mencapai target yang telah ditetapkan,” ujar Langgeng, Jumat (21/2).
Bulog juga terus berupaya menyerap hasil panen petani lokal, dengan kapasitas penyimpanan gudang mencapai 10.000 ton. Langkah ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga mendukung kesejahteraan petani di daerah.
“Upaya ini selaras dengan komitmen pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan,” tambahnya.
Ketua Rombongan Komisi IV DPR RI, Abdul Kharis, menyampaikan bahwa stok beras di Gudang Bulog Gulun mencapai lebih dari 4.000 ton, yang dinilai cukup untuk menghadapi kebutuhan selama bulan puasa. Ia juga mengonfirmasi bahwa beras impor yang masih tersimpan di gudang adalah hasil impor tahun 2024, sementara pada tahun 2025 pemerintah telah menghentikan impor beras.
“Stok beras di gudang ini cukup untuk kebutuhan Ramadan. Beras impor yang ada adalah stok tahun 2024, karena mulai tahun ini, kita tidak lagi melakukan impor,” jelas Kharis.
Menariknya, hasil perbandingan kualitas beras impor dengan beras lokal menunjukkan keunggulan signifikan pada produk dalam negeri. Beras lokal dinilai lebih besar dan bersih dibandingkan beras impor asal Vietnam dan Pakistan.
“Beras hasil panen petani Magetan yang telah masuk ke Bulog menunjukkan kualitas yang jauh lebih baik dibandingkan beras impor. Kita patut bangga dengan produk lokal dan mendukung konsumsi beras dalam negeri,” ungkap Kharis.
Ia juga memberikan apresiasi kepada Bulog atas komitmennya dalam membeli gabah dan beras langsung dari petani dengan harga yang sesuai penugasan pemerintah. Langkah ini menjadi salah satu wujud nyata dukungan terhadap kesejahteraan petani dan penguatan ketahanan pangan nasional.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Bulog Jawa Timur tidak hanya memastikan pasokan pangan tetap aman tetapi juga memperkuat fondasi swasembada pangan untuk masa depan Indonesia.(*)