KabarBaik.co – Bupati Jember, Muhammad Fawait menggelar sarasehan bersama RT/RW dan para kepala desa dalam rangkaian kegiatan Bunga Desaku (Bupati Ngantor di Desa dan Kelurahan) pada Jumat (29/8) malam.
Dalam kegiatan itu Gus Fawait memaparkan sejumlah program strategis yang tengah dia jalankan. Ia menegaskan bahwa pemerintahannya berkomitmen menghadirkan pelayanan langsung kepada masyarakat.
Program pertama yang ia sampaikan adalah Universal Health Coverage (UHC) Prioritas yang menjamin layanan kesehatan gratis hanya dengan menggunakan KTP.
“Sekarang tidak boleh ada lagi warga sakit yang tidak bisa berobat. Dengan UHC, bisa berobat gratis pakai KTP saja,” kata Gus Fawait.
Selain itu, pihaknya juga menyampaikan program pemberian honorarium bagi guru ngaji. Menurutnya, pemberian bantuan tersebut akan disalurkan melalui rekomendasi kepala desa.
“Kami sangat menghormati Pak Kades. Makanya siapa saja guru ngaji yang akan dapat, nanti datanya dari Kades,” ungkapnya.
Gus Fawait juga mengumumkan adanya 20 beasiswa untuk anak-anak Jember yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
“Beasiswa ini bukan hanya untuk setahun, tapi empat tahun kuliah,” ujarnya
Pada kesempatan itu, dia juga memaparkan keberhasilan aktivasi Bandara Notohadinegoro yang telah resmi soft launching pada 17 Agustus 2025 dengan rute perdana menuju Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Menurutnya, pemilihan Jakarta sebagai tujuan utama sangat strategis.
“Mengapa langsung ke Jakarta? Karena Jakarta adalah sumber ekonomi. Ibaratnya kita harus bersandar pada pohon hidup, yaitu Jakarta,” katanya.
Acara tersebut juga ada beberapa aspirasi yang disampaikan langsung oleh para kades.
Salah satunya, Kepala Desa Darsono mengajukan permintaan perbaikan jalan dan penerangan jalan umum (PJU).
“Kami hadir di sini bukan hanya untuk menyampaikan program, tapi juga untuk mendengarkan langsung kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Bupati menambahkan bahwa sarasehan di Rembangan ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah Kabupaten Jember dalam memperkuat komunikasi dengan masyarakat melalui para kepala desa dan perangkat RT/RW.
“Selain memperkuat hubungan, kegiatan ini juga menjadi wadah sinkronisasi program pemerintah dengan kebutuhan riil masyarakat di lapangan,” pungkasnya. (*)
