KabarBaik.co – Peristiwa keracunan massal ratusan siswa usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Kedungadem, Bojonegoro, membuat Bupati Setyo Wahono bereaksi keras. Dia memberi peringatan tegas kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), ahli gizi, hingga mitra dapur agar tidak main-main dalam penyelenggaraan program MBG.
“Saya ingatkan, jangan pernah main-main dengan menu MBG. Jangan rusak rakyat saya dengan makanan yang tidak sehat!” tegas Bupati Wahono, Jumat (3/10).
Ultimatum itu disampaikan adik Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno itu setelah diketahui sejumlah siswa di Kedungadem harus mendapat perawatan medis di puskesmas setelah memakan MBG. “Saya minta tidak ada lagi anak-anak sekolah yang keracunan MBG. Cukup, ini yang terakhir,” tegasnya.
Wahono juga mengingatkan pengelola SPPG agar benar-benar mematuhi standar operasional prosedur (SOP) sebelum makanan didistribusikan ke sekolah penerima manfaat. “Korban itu warga Bojonegoro. Jangan beri makanan yang merusak kesehatan mereka,” imbuhnya.
Wahono menegaskan, dirinya bersama Satgas MBG akan rutin melakukan inspeksi mendadak (sidak) guna memastikan siswa penerima MBG mendapat makanan higienis, sehat, dan bergizi. “Meskipun program ini kebijakan pusat, saya akan pastikan anak-anak Bojonegoro menerima menu MBG yang layak,” tandasnya.
Sebelumnya, pada Rabu dan Kamis kemarin kasus keracunan massal MBG tercatat terjadi di tiga sekolah wilayah Kedungadem, yakni SMAN 1 Kedungadem, MTs Plus Nabawi Kedungadem, dan SDN Tumbrasanom.
SMAN 1 Kedungadem sebanyak 123 siswa terdampak. Sebanyak 50 siswa sempat ditangani di UKS, 22 siswa dibawa ke Puskesmas Kedungadem, dan 61 siswa tidak masuk sekolah pada Kamis (2/10).
MTs Plus Nabawi Kedungadem sebanyak 5 siswa alami gejala keracunan usai sarapan MBG, Kamis pagi. SDN Tumbrasanom sebanyak 4 siswa mengalami gejala serupa pada hari yang sama.
Keracunan massal ini diketahui bersumber dari menu MBG yang dipasok oleh dua SPPG berbeda. Untuk SMAN 1 Kedungadem dipasok dari SPPG Sidorejo, sementara SDN Tumbrasanom dari SPPG Drokilo. (*)