KabarBaik.co – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Trenggalek telah menetapkan S, pimpinan sebuah pondok pesantren di Desa Sugihan, Kecamatan Kampak, sebagai tersangka dalam kasus dugaan pencabulan terhadap salah satu santriwati hingga menyebabkan kehamilan.
Menurut keterangan dari Kasat Reskrim Polres Trenggalek, AKP Zainul Abidin, pihaknya telah memeriksa S sejak pukul 10.00 WIB hari ini di Polres Trenggalek. “Pemeriksaan terhadap terlapor kami lakukan sejak 10.00 WIB,” ujarnya, Selasa (1/10).
Sejauh ini, enam saksi telah memberikan keterangan terkait kasus tersebut, dan informasi yang dikumpulkan akan digunakan sebagai petunjuk lebih lanjut. “Sudah ada enam saksi yang terbuka dan kami jadikan sebagai petunjuk,” tambah AKP Zainul.
Selain itu, pihak penyidik juga telah mengumpulkan dua alat bukti yang kuat terkait dugaan pencabulan ini. “Penyidik kami telah menemukan dua alat bukti lebih, sehingga kami lakukan gelar perkara,” jelasnya.
“Berdasarkan gelar perkara yang kami lakukan, S telah ditetapkan sebagai tersangka,” sambung Zainul.
Meski demikian, terkait penahanan S, pihak kepolisian masih melakukan pendalaman lebih lanjut. Abidin menjelaskan bahwa penahanan tergantung pada beberapa pertimbangan, termasuk alasan objektif dan subjektif.
“Alasan objektif itu tersangka dipersangkakan dengan pasal di atas 5 tahun penjara. Sedangkan alasan subjektif, apakah tersangka kooperatif atau tidak,” tutupnya.
Sebelumnya, pimpinan pesantren S diduga melakukan tindakan pencabulan yang menyebabkan salah satu santriwati hamil dan telah melahirkan bayi yang kini berusia dua bulan.
Kasus tersebut menuai polemik dan menimbulkan kegaduhan. Ratusan warga sempat menggelar aksi unjuk rasa di ponpes tersebut dan balai desa setempat.(*)
