KabarBaik.co – Polresta Banyuwangi meninjau prosesi pembongkaran beras impor milik Bulog Kantor Cabang Banyuwangi.
Beras berjumlah 20 ribu ton itu merupakan kiriman dari Thailand. Beras diangkut menggunakan kapal dan bersandar di Pelabuhan Tanjungwangi.
Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Nanang Haryono menjelaskan peninjauan ini upaya untuk memastikan ketersediaan stock beras di Bumi Blambangan. Hasilnya stock beras masih aman.
“Masyarakat tidak usah resah karena suplai ketersidaan beras dan bahan pokok lainnya aman terkendali,” kata Nanang saat tinjau bongkar di Pelabuhan Tanjungwangi, Rabu (20/3).
Proses bongkar memerlukan waktu 12 hari. Setelah proses bongkar sebagian beras akan disimpan di gudang bulog dan lainnya akan dikirim untuk menyuplai wilayah Bali, NTB dan NTT.
Sementara Kepala Bulog Kantor Cabang Banyuwangi, Harisun mengatakan dari 20 ribu ton beras yang masuk, sebanyak 13 ribu ton akan didistribusikan ke Bali-Nusra. Sementara 7 ribu ton, akan disimpan di Gudang Bulog Banyuwangi.
“Di gudang, kita masih ada stock 3 ribu ton dan bakal ketambahan 7 ribu ton jadi total stock kita nanti 10 ribu ton. Itu aman untuk 5 bulan mendatang,” terangnya.
Selain itu, lanjut Harisun, tanggal 25 Maret mendatang dijadwalkan akan ada kapal yang bersandar kembali. Kapal itu bakal memuat 12 ribu ton beras.
“Jadi sangat aman, masyarakat tidak perlu panik. Karena stocknya masih aman,” terang Harisun.
Untuk harga gabah dan beras saat ini mengalami penurunan akan tetapi tidak signifikan. Harisun menyebut saat ini harga beras antara Rp7,200 hingga Rp7,400.
Sementara beras ada penurunan tapi juga tidak signifikan. Saat ini harga SPHP Rp 10,200 per kilogram.
“Untuk menstabilkan harga-harga kami dari Bulog secara berkelanjutan melakukan operasi pasar,” tandasnya.(*)