Cerita di Balik Masjid Al-Abduh, Monumen Cinta Keluarga dan Amal Jariyah yang Abadi

oleh -3736 Dilihat
IMG 20241221 WA0026
Bangunan Masjid Al-Abduh tampak dari atas.(istimewa)

KabarBaik.co – Di tengah hiruk pikuk Kota Palembang, Sumatera Selatan, berdiri megah Masjid Al-Abduh di Kecamatan Sematang Borang, sebuah oase spiritual yang memancarkan kedamaian dan keindahan. Lebih dari sekadar tempat ibadah, masjid ini menyimpan kisah haru tentang cinta keluarga, warisan abadi, dan makna filosofis yang mendalam.

Peresmian masjid ini oleh Menteri Agama, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA pada Sabtu (21/12) menjadi penanda babak baru bagi masjid ini sebagai pusat kegiatan keagamaan dan pemberdayaan masyarakat.

Masjid Al-Abduh dibangun di atas lahan seluas 7500 M2 yang dulunya merupakan pabrik pengelolaan padi milik almarhum H. Mohammad Abduh. Tanah ini dibeli pada tahun 1990, saat wilayah tersebut masih masuk Kabupaten Musi Banyuasin.

Seiring waktu, pabrik tersebut berhenti beroperasi. Sebelum wafat pada tahun 2012, H. Mohammad Abduh berpesan kepada kelima anaknya untuk membangun masjid di lahan tersebut.

Amanah ini diwujudkan oleh kelima anak beliau, Novi Rahmi, Irjen Mohammad Iqbal (Kapolda Riau), Imam Al Farabi, Muhammad Haikal, dan Aga Khan, bersama ibunda mereka, Siti Muslaini, pada tahun 2020. Mereka bahu membahu mengumpulkan dana dan membangun masjid yang diberi nama Al-Abduh, sebagai bentuk penghormatan dan cinta abadi kepada sang ayah.

Kisah hidup Mohammad Abduh sendiri merupakan inspirasi bagi keluarga. Lahir di Tanjung Sakti pada 18 September 1938, putra kedua dari lima bersaudara ini tumbuh dalam didikan aktivis Muhammadiyah, pejuang veteran, dan pendakwah, Ki Agus Kosim Thaib.

Irjen Mohammad Iqbal mengenang perjuangan ayahnya yang keras, dari berjualan kue dan semir sepatu hingga akhirnya meraih gelar sarjana hukum di Universitas Sriwijaya. Semangat berjuang dan membantu sesama selalu ditanamkan oleh Mohammad Abduh.

“Kita hidup harus saling tolong menolong dan berbuat baik saja,” kenang Iqbal menirukan pesan Sang Ayah.

Kecintaan Mohammad Abduh pada rumah ibadah juga tercermin dari aktifitasnya sebagai pengurus masjid dan musala. Pada tahun 1967, Mohammad Abduh menikah dengan Siti Muslaini dan dikaruniai lima orang anak.

IMG 20241221 WA0027
Kubah Masjid Al-Abduh tampak dari dalam.(istimewa)

Salah satu keistimewaan arsitektur Masjid Al-Abduh terletak pada kubahnya. Masjid ini memiliki satu kubah besar yang dikelilingi lima kubah kecil. Filosofi di balik desain ini sangat menyentuh hati: lima kubah kecil tersebut melambangkan lima anak Mohammad Abduh yang selalu melindungi dan menyayangi orang tua mereka.

Simbol ini menjadi pengingat akan ikatan keluarga yang kuat dan penghormatan anak-anak kepada orang tua. Dalam prasasti peresmian yang ditandatangani Menteri Agama, tertulis bahwa Masjid Al-Abduh dibangun sebagai “penghormatan yang tulus, cinta yang tak akan terhapus, dan doa yang tak pernah terputus dari istri, anak, menantu dan cucu sebagai wujud amal jariyah untuk almarhum Bapak Mohammad Abduh.”

Masjid Al-Abduh tidak hanya menawarkan keindahan arsitektur dan makna filosofis yang mendalam, tetapi juga fasilitas modern dan visi pemberdayaan masyarakat. Masjid ini dirancang sebagai pusat kegiatan yang bermanfaat bagi seluruh umat. Halaman luas dan area parkir yang memadai menyambut para jamaah. Arsitektur didominasi warna putih yang memberikan kesan bersih dan suci, dipadukan dengan ornamen keemasan yang mempercantik tampilan masjid.

Ruang pertemuan yang luas dengan sentuhan elegan material kayu jati berkualitas tinggi menciptakan suasana nyaman untuk berbagai kegiatan, mulai dari kajian keagamaan, seminar, hingga pertemuan komunitas. Masjid ini juga menyediakan dua rumah khusus bagi para marbot dengan fasilitas lengkap, sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mereka.

Sesuai harapan Menteri Agama, Masjid Al-Abduh diharapkan dapat memberdayakan masyarakat melalui berbagai kegiatan pendidikan, olahraga, dan sosial. Kegiatan keagamaan seperti pengajian, kajian tafsir, dan pelatihan ibadah akan rutin diselenggarakan. Masjid ini juga membuka diri untuk kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti bakti sosial, donor darah, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Dengan perpaduan antara arsitektur yang memukau, fasilitas modern, makna filosofis yang mendalam, dan visi pemberdayaan masyarakat, Masjid Al-Abduh hadir sebagai oase spiritual dan pusat kegiatan yang bermanfaat bagi seluruh umat. Masjid ini mengajak masyarakat untuk tidak hanya memakmurkan masjid dengan ibadah, tetapi juga menjadikannya sebagai pusat kegiatan yang memberdayakan dan meningkatkan kualitas hidup bersama, meneruskan warisan kebaikan dan cinta dari almarhum H. Mohammad Abduh.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Gagah Saputra
Editor: Hardy


No More Posts Available.

No more pages to load.