Dari Mertamu ke Singorejo: Kisah Unik Perubahan Nama Dusun di Gresik

oleh -970 Dilihat
singorejo gresik
Foto gapura dusun singorejo gresik (WordPress.com)

KabarBaik.co- Sejarah adalah warisan tak ternilai yang menghubungkan kita dengan akar budaya dan identitas suatu daerah. Begitu pula dengan cerita-cerita yang tersebar di berbagai penjuru Gresik, termasuk di Dusun Singorejo. Dusun yang memiliki perjalanan panjang, dari nama Mertamu yang berarti “bertamu” hingga perubahan menjadi Singorejo, menyimpan kisah yang tak hanya menarik, tetapi juga penuh dengan makna dan pembelajaran.

Melalui cerita tentang Wak Singo dan Sang Petualang, kita diajak untuk merenungkan nilai-nilai toleransi, kesalahan yang bisa memunculkan konflik, serta bagaimana sebuah nama dapat merefleksikan sejarah dan perjalanan waktu. Perubahan nama yang terjadi di Dusun ini bukan sekadar pergantian identitas, melainkan simbol perubahan masyarakat yang terus berkembang.

Buku ini mengangkat kisah tentang nama dan sejarah Dusun Singorejo, yang tidak hanya menjadi catatan bagi masyarakat setempat, tetapi juga sebagai warisan budaya yang layak untuk dikenang dan diteruskan. Diharapkan dengan mengenalkan legenda-legenda semacam ini, generasi muda dapat lebih memahami dan menghargai nilai-nilai budaya yang ada di sekitar mereka.

Semoga buku ini memberikan wawasan baru dan menginspirasi pembaca untuk lebih mencintai sejarah serta budaya daerah mereka, sehingga kita dapat menjaga dan melestarikannya untuk masa depan.

Dusun Singorejo masuk ke dalam pemerintahan Desa Dahanrejo, Kecamatan Kebomas, Gresik. Dusun yang berlokasi di depan Kantor Bupati Gresik ini memiliki sejarah panjang terkait nama. Malahan sudah berganti nama berulangkali.

Awal mula nama dusun ini adalah Mertamu atau memiliki arti bertamu. Masyarakat Dusun Mertamu terkenal ramah dan memiliki toleransi yang tinggi. Masyarakatnya sebagian besar bermata pencarian sebagai petani.

Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat, saat itu terdapat seorang petualang yang berkunjung ke desa ini. Petualang tersebut lantas bertanya kepada Wak Singo yang terkenal cadel. Orang tersebut bertanya apa nama desa ini, dijawab sama wak Singo Matamu,” ujar Sejarawan Gresik, Kris Aji. Dari kesalahpahaman itu akhirnya terjadi konflik antara petualang dan Wak Singo. Kemudian desa itu dinamai Singopadu, atau singa bertengkar. Seiring perkembangan zaman, nama Singopadu kemudian diubah menjadi Desa Singorejo

Diperkirakan perubahan nama menjadi Singorejo itu terjadi di tahun 1990-an. “Sampai sekarang beberapa orang menyebut desa itu dengan sebutan Singopadu. Padahal namanya sudah berganti menjadi Singorejo,” ungkap Kris Aji.

Setiap desa, setiap sudut tanah di Gresik, menyimpan kisah yang berharga dan tak ternilai. Begitu juga dengan perjalanan sejarah Dusun Singorejo, yang melalui perubahannya, baik nama maupun makna, menggambarkan dinamika kehidupan masyarakatnya yang penuh dengan nilai-nilai kearifan lokal. Dari nama Mertamu yang mengandung makna ramah dan toleran, hingga kisah Wak Singo yang menjadi cikal bakal perubahan nama menjadi Singorejo, kita bisa memetik banyak pelajaran berharga.

Dengan menuliskan kisah ini, diharapkan kita dapat lebih mengenal dan menghargai sejarah yang telah membentuk karakter dan identitas masyarakat setempat. Legenda-legenda seperti ini sepatutnya tak hanya dikenal oleh generasi sekarang, tetapi juga diwariskan kepada generasi yang akan datang, sebagai pengingat akan pentingnya nilai budaya, toleransi, dan saling pengertian dalam kehidupan sehari-hari.

Kami berharap, kisah dan legenda yang ada di Gresik, termasuk di Dusun Singorejo, dapat menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran yang tak hanya terbatas pada masyarakat setempat, tetapi juga bagi semua pihak yang ingin lebih memahami betapa pentingnya melestarikan budaya dan sejarah daerah. Semoga karya ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pemahaman kita tentang pentingnya menjaga dan meneruskan warisan budaya demi masa depan yang lebih baik.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Marzel Aditiansyah
Editor: Lilis Dewi


No More Posts Available.

No more pages to load.