Densus 88 Catat 110 Anak Jadi Korban Rekrutmen Teroris Akhir 2024 hingga 2025

oleh -175 Dilihat
1000063365
Densus 88 bersama BNPT menggelar konferensi pers 'Penanganan Anak Rekrutmen Secara Online Terhadap Anak-anak Oleh Kelompok Terorisme' (ANTARA/Nadia Putri Rahmani)

KabarBaik.co – Densus 88 Antiteror mencatat hingga saat ini terdapat 110 anak yang diduga direkrut jaringan terorisme.

“Ada sekitar 110 anak yang berusia rentang antara 10 hingga 18 tahun, tersebar di 23 provinsi, yang diduga terekrut oleh jaringan terorisme,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko dalam konferensi pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (18/11).

Trunoyudo mengungkapkan modus propaganda yang digunakan jaringan terorisme adalah melalui ruang digital secara bertahap.

“Propaganda pada awalnya diseminasi melalui platform yang lebih terbuka seperti Facebook, Instagram, dan game online,” katanya.

Propaganda itu, ujar dia, berbentuk video pendek, animasi, meme, serta musik yang dikemas menarik untuk membangun kedekatan emosional dan memicu ketertarikan ideologis.

Kemudian, anak yang dianggap menjadi target potensial akan dihubungi secara pribadi oleh jaringan terorisme melalui platform yang lebih tertutup, seperti Facebook dan Telegram.

Ia menyebut, kerentanan anak terpapar radikalisme dipengaruhi sejumlah faktor sosial, di antaranya bullying (perundungan), kurangnya perhatian keluarga, pencarian identitas jati diri, marginalisasi sosial, serta minimnya kemampuan literasi digital dan pemahaman agama.

Dalam kesempatan yang sama, Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana mengatakan bahwa pihaknya melihat ada tren kenaikan jumlah anak yang diduga direkrut dalam jaringan terorisme.

Pada tahun 2011-2017, Densus 88 mengamankan kurang lebih 17 anak korban rekrutmen. Akan tetapi, pada akhir tahun 2024 hingga tahun 2025, ada 110 anak yang teridentifikasi.

“Ada proses yang sangat masif sekali rekrutmen yang dilakukan melalui media daring,” ujarnya.

Maka dari itu, Polri bekerja sama dengan kementerian/lembaga terkait untuk mencegah anak kembali menjadi korban rekrutmen jaringan terorisme.

Selain itu, Mayndra juga berpesan kepada seluruh orang tua, pihak sekolah, dan seluruh elemen yang terlibat ataupun yang bertanggung jawab terhadap anak-anak agar selalu melakukan upaya kontrol dan pendeteksian sedari dini.

“Berawal dari rumah itu yang paling efektif untuk melakukan pencegahan,” katanya. (ANTARA)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Imam Wahyudiyanta


No More Posts Available.

No more pages to load.