KabarBaik.co- Di ujung Dusun Pagergunung, berdiri sebuah rumah joglo kuno yang kini ditinggalkan. Pintu depannya masih terkunci rapat, jendelanya terbuka sebagian. Tapi dari celah tirai yang koyak, orang bisa melihat satu benda aneh tergantung di dalam kamar tengah: kelambu merah tua, masih terpasang rapi, seolah ada yang tidur di bawahnya. Warga menyebut rumah itu Omah Kelambu dan percaya, siapa pun yang menyentuh kelambu itu tanpa izin akan merasakan panas di seluruh tubuh, lalu sakit mendadak, seolah ada yang berpindah ke dalam dirinya.
Tidak Dijual, Tidak Bisa Dibongkar
Sudah lebih dari 20 tahun rumah itu kosong. Beberapa kali ditawar, tapi selalu gagal di tengah jalan. Calon pembeli merasa mimpi buruk, sering melihat bayangan perempuan tua duduk di ranjang, mengibas-ngibaskan kelambu seperti nyamuk tak kasat mata.
Pernah ada pemuda dari kota yang masuk tanpa izin, ingin menjadikannya lokasi foto pre-wedding bergaya klasik. Tapi ia mendadak jatuh pingsan, dan saat sadar terus mengigau kata yang sama: Aku sudah dipanggil kelambunya terbuka sendiri.
Kelambu Warisan, Bukan Hiasan
Menurut Mbah Karmi, mantan pembantu keluarga terakhir yang tinggal di rumah itu, kelambu merah itu bukan sembarang penutup ranjang. Itu adalah peninggalan Nyai Rantam, tabib perempuan yang dulu dikenal bisa menyembuhkan penyakit aneh dengan syarat pasien harus tidur semalam di bawah kelambu tersebut.
Tapi sebelum wafat, Nyai Rantam berpesan: Kelambu ini hanya untuk mereka yang mau menggantikanku. Jika ada yang tidur di bawahnya, ia akan mewarisi semua termasuk bayangan yang menempel di dalamnya.
Tempat Menyembuhkan, atau Tempat Ditinggali?
Beberapa orang sakit berat yang nekat tidur di bawah kelambu itu memang sembuh esok harinya. Tapi kemudian, hidup mereka berubah: mereka mulai mendengar suara dari balik kelambu meski di rumah sendiri. Ada yang mengaku tidak bisa tidur di ruangan yang ada tirai. Bahkan ada yang melihat bayangan perempuan menyisir rambut di depan cermin, meski tidak ada siapa-siapa di rumah.
Mereka yang bertahan disebut sebagai waris kelambu hidup dengan kemampuan menyembuhkan, tapi tidak bisa hidup normal. Dan kelambu akan terus menanti pengganti yang baru.
Tirai yang Tak Boleh Disingkap
Kini rumah itu dibiarkan apa adanya. Warga hanya lewat saat siang, dan selalu menunduk saat melintas. Sebab konon, jika kau menatap kelambu itu dari luar dan merasa ingin masuk, maka kelambu itu akan sedikit bergerak, mengembang seolah mengundangmu.
Dan bila kau menyingkapnya bukan ranjang yang kau temukan. Tapi seseorang yang sudah lama tertidur, menunggu untuk digantikan. Karena kelambu itu bukan sekadar tirai. Tapi warisan. Dan warisan itu hanya jatuh ke tangan yang bersedia menanggungnya.