KabarBaik.co – Kasus kekerasan seksual yang melibatkan oknum pengasuh pondok pesantren di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, mendapatkan perhatian serius dari aktivis mahasiswa. Mochammad Sodiq Fauzi, salah satu aktivis yang vokal dalam isu ini, mengkritik keras kejadian tersebut.
Sodiq menyatakan keprihatinannya terhadap tindakan kekerasan seksual yang justru dilakukan oleh oknum pengasuh pondok, termasuk kiai dan gus. Ia menilai pondok pesantren yang seharusnya menjadi tempat aman untuk menimba ilmu agama dan membentuk karakter mulia, kini ternoda dengan tindakan tak bermoral.
“Seyogyanya pondok pesantren yang seharusnya menjadi tempat bagi santri untuk menimba ilmu agama malah menjadi bencana,” ujar Sodiq, Selasa (22/10).
Ia menegaskan bahwa tindakan kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan pesantren ini memberikan citra buruk bagi lembaga pendidikan tersebut. Menurutnya, kejadian ini sangat memprihatinkan, terutama karena pelaku yang terlibat adalah pimpinan pondok yang seharusnya menjadi panutan.
“Ini adalah pelanggaran besar, tidak hanya terhadap hukum, tetapi juga nilai agama,” tambahnya.
Sodiq mendesak pihak Kementerian Agama (Kemenag) untuk mengambil tindakan tegas guna mencegah kejadian serupa di masa depan. Ia juga mendorong agar ada kebijakan lanjutan setelah pencabutan izin operasional pondok pesantren yang terlibat dalam kasus ini.
“Kemenag harus memberikan pendidikan tentang pencegahan kekerasan seksual dan perlindungan diri bagi santri di lingkungan ponpes. Ini penting agar para santri memiliki pemahaman dan kemampuan untuk melindungi diri mereka,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sodiq menekankan pentingnya peran santri dalam menjaga diri dan melaporkan kejadian kekerasan seksual. Menurutnya, keberanian melaporkan kejadian tersebut akan membantu korban mendapatkan keadilan.
“Santri harus berani melapor atau setidaknya berbicara dengan orang yang mereka percayai jika mengalami kekerasan seksual,” tuturnya.
Ia juga memberikan saran kepada orang tua agar lebih terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka di pondok pesantren. Menurutnya, orang tua harus rutin menjenguk anak dan memberikan dukungan emosional serta mengingatkan mereka untuk selalu berhati-hati.
“Semua ponpes pada dasarnya baik, tetapi orang tua harus rutin menjenguk anak, memberikan dukungan emosional, serta mengingatkan anak untuk berhati-hati. Selain itu, doa dan dukungan spiritual dari orang tua sangat penting,” pungkasnya.
Dengan adanya langkah tegas dari pemerintah dan peningkatan kesadaran dari santri serta orang tua, Sodiq berharap kejadian kekerasan seksual di lingkungan pesantren dapat dicegah sehingga para santri dapat belajar dalam suasana yang aman dan nyaman. (*)