KabarBaik.co – Di tengah upaya pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo, ternyata masih ada sejumlah titik yang masih mengalami kerusakan hingga sekian waktu lamanya.
Salah satunya pembatas pagar overpass atau jembatan layang tol di Desa Sidokepung, Kecamatan Buduran, Sidoarjo yang mengalami kerusakan pasca dihantam truk. Meski tak sampai jebol, namun besi penghalangnya bengkok.
Saiful, salah satu pengguna jalan yang kerap melintasi jembatan menuturkan bahwa kerusakan pagar pembatas ini sudah cukup lama. Namun sayangnya belum ada upaya perbaikan hingga hari ini, Minggu (7/7).
“Seinget saya rusaknya karena ditabrak sebuah truk yang berjalan agak miring, untung pagarnya kuat jadi tak sampai roboh,” ujarnya.
Ia berharap agar pemerintah atau pihak terkait dapat segera memperbaiki kondisi pembatas jembatan. Karena jika sampai rusak dan jebol, khawatir ada kendaraan yang justru jatuh di jalan tol saat terjadi hal yang tak diinginkan, dan ini akan sangat berbahaya.
“Berbahaya kalau jebol, apalagi besi rangkahnya sudah ada patah, terus bawahnya juga jalan tol, kendaraan yang melintas kecepatan tinggi,” ucapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUMSDA) Sidoarjo, Dwi Eko Saptono menjelaskan, untuk pemeliharaan bukan berada di wewenangnya, melainkan pihak Jasa Marga. Meski demikian ia akan melanjutkan laporan kerusakan tersebut agar segera mendapatkan perhatian dan perbaikan.
Selain laporan kerusakan, Dwi Eko juga mengusulkan agar lebar overpass ditambah. Lantaran akan terjadi kemacetan hingga ratusan meter jika jam-jam padat, terlebih lebarnya hanya bisa dilalui satu kendaraan roda empat sehingga harus bergantian saat melintas.
“Kami usulkan tiga overpass yang diperlebar, yakni Sidokepung, Banjarpoh dan Sepande,” ucapnya.
Sebenarnya sempat ada angin segar terkait usulan overpass Sepande. Sudah ada rencana untuk memperlebar overpass. Namun sayangnya hingga saat ini belum ada kejelasan kapan akan direalisasikan.
“Sepertinya (untuk overpass Sepande, red) tertunda, karena sampai saat ini kami belum mendapatkan kejelasan terkait pelaksanaanya,” lanjutnya.
Dwi Eko juga menjelaskan bahwa kemacetan menjadi salah satu faktor utama dibalik usulan pelebaran tiga overpass ini. Yang mana lalu lintas lumayan padat namun lintasan overpass sempit.
“Perlu kami usulkan, karena memang aktivitas harian yang melintas sangat padat,” tutupnya. (*)