KabarBaik.co- Bukan hanya di Tanah Air Indonesia, suhu politik menyambut gelaran Pilkada serentak 2024 terasa kian menghangat. Dinamika politik di Meksiko menjelang pemilihan presiden (Pilpres) dan pilkada yang dihelat Minggu (2/6) besok, juga memanas. Bahkan, terasa mencemaskan.
Betapa tidak. Pembunuhan dan praktik kekerasan terus terdengar dari salah satu negara Benua Eropa itu. Beberapa media melaporkan, pada Rabu (29/5), misalnya, dua orang kandidat wali kota tewas setelah ditembak orang tidak dikenal (OTK). Yakni, di Negara Bagian Guerreo dan Morales.
Berdasarkan catatan media dan kepolisian setempat, sejak September 2023, setidaknya sebanyak 22 kandidat di pilkada tingkat lokal meninggal dunia karena dibunuh. Malah, data dari lembaga pemantau, jumlah korban pembunuhan terkait pemilu itu diperkirakan mencapai 30 orang.
Untuk diketahui, pemilu di Meksiko Minggu (2/6) besok, juga digelar serentak. Artinya, tidak hanya memilih presiden. Namun, juga anggota Kongres, sejumlah gubernur negara bagian, serta sekitar 20.000 pemimpin daerah di tingkat lokal. Jumlah pemilih di Meksiko masuk delapan besar di dunia. Yakni, mencapai 98 juta pemilih.
Data dari Al Jazeera, jumlah pemilih tertinggi adalah India sebanyak 969 juta pemilih, Indonesia (204 juta), Amerika Serikat (168 juta), Pakistan (128 juta), Bangladesh (119 juta), Rusia (114 juta), Meksiko (98 juta), dan Afrika Selatan (27 juta).
Di Pilpres Meksiko, dua kandidat wanita bakal berebut takhta kursi kepresidenan. Pertama, Claudia Sheinbaum, seorang ilmuwan iklim. Claudia diusung Partai Morena, partai penguasa penerus Presiden Andres Manuel Lopez Obrador (AMLO). Kandidat kedua, Xochitl Galvez, seorang pengusaha dan filantropi yang dijagokan gabungan partai oposisi.
Sejumlah jajak pendapat di negara setempat, nama Claudia memuncaki daftar elektabilitas. Karir politik perempuan berusia 61 tahun itu moncer lantaran mendapat dorongan dari Presiden AMLO yang menjabat sejak 2018 lalu. Popularitas dan tingkat kepuasan terhadap kepemimpunan AMLO, membuat efek positif terhadap peluang keterpilihan Claudia Shienbaum.
Sementara itu, sosok Galves dikenal sebagai pengusaha yang akrab dengan rakyat. Selama ini, perempuan berusia 61 tahun itu banyak bergerak di proyek-proyek sosial, pemberdayaan perempuan, hingga pengentasan kemiskinan. Namun, hasil survei sejumlah lembaga melaporkan bahwa Claudia Sheinbaum unggul 55 persen. Adapun, Galvez hanya meraih 30 persen suara.
Apakah hasil survei itu sesuai kenyataan? Tentu saja menunggu perhitungan suara. Sistem pemilu di Meksiko tampaknya lebih rumit dibandingkan dengan di Indonesia. Yang jelas, masa jabatan Presiden Meksiko selama 6 tahun dan tidak bisa mencalonkan kembali. (*)