KabarBaik.co – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang bersama Polresta Malang Kota memperkuat kolaborasi untuk mendukung program strategis nasional di sektor pertanian. Salah satunya melalui kegiatan penanaman jagung di Kecamatan Kedungkandang.
Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan Hariadi menjelaskan, penanaman jagung ini merupakan bagian dari sinergi antara pemerintah daerah dengan kepolisian yang telah berlangsung sejak 2024.
“Hari ini kami berkolaborasi dengan Polresta Malang Kota untuk penanaman jagung di Kedungkandang. Ini merupakan bagian dari upaya mendukung swasembada dan ketahanan pangan nasional,” ujar Slamet.
Dalam kegiatan ini, Dispangtan menggandeng tiga kelompok tani (poktan) di wilayah Kedungkandang dan bekerja sama dengan PT Agri Pertiwi, perusahaan penyedia benih jagung unggul varietas Pertiwi 6. Total lahan yang ditanami jagung mencapai 5.500 meter persegi.
Slamet menyebutkan, wilayah Kedungkandang memiliki potensi lahan jagung seluas 80 hektare. Untuk tahun ini, total bantuan benih jagung yang disalurkan Dispangtan mencapai 3.330 kilogram untuk seluruh Kota Malang. Khusus Kedungkandang mendapat alokasi 240 kilogram.
“Kami memperkirakan panen dapat dilakukan setelah 121 hari masa tanam, dengan estimasi hasil 6 sampai 8 ton per hektare,” jelasnya.
Menurut Slamet, kolaborasi lintas sektor ini mencakup seluruh tahapan mulai dari pemilihan benih, pengolahan lahan, penanaman, pemupukan hingga panen. Bhabinkamtibmas sebagai perwakilan dari Polresta turut aktif di lapangan bersama penyuluh pertanian dan TNI.
“Kalau TNI mendampingi komoditas padi, sedangkan Polresta fokus pada jagung. Keterlibatan mereka sangat penting dalam pengawasan dan pengendalian di lapangan,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakapolresta Malang Kota, AKBP Oskar Syamsudin menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari instruksi pusat, dalam rangka mendukung program Asta Cita Presiden RI.
“Polri diperintahkan untuk mendukung program ketahanan pangan nasional. Tahun ini, kami bersama Dispangtan dan kelompok tani melaksanakan penanaman jagung dengan benih unggul Pertiwi 6,” ujar Oskar.
Ia menambahkan bahwa pengawasan terhadap penggunaan bantuan dari pemerintah pusat, baik berupa benih maupun alat pertanian, akan terus dilakukan. Tujuannya agar target swasembada pangan hingga ekspor bisa tercapai pada 2025.
“Kita manfaatkan lahan yang ada dan tetap menggelorakan semangat ketahanan pangan secara bersama-sama,” tegasnya.
Untuk diketahui, hasil panen dari kelompok tani umumnya dijual langsung ke Bulog atau diserap pedagang besar. Harga jagung di tingkat petani saat ini berkisar antara Rp 5.000 hingga Rp 5.500 per kilogram. (*)