kabarbaik.co – Kalangan DPRD Kabupaten Gresik menyoroti kondisi banjir di Desa Sumput, Kecamatan Driyorejo yang semakin parah. Khususnya yang banjir melanda Jalan Raya Sumput – Semambung dan Perumahan Sumput Asri.
Apalagi, banjir di Jalan Raya Sumput – Semambung masih terus terjadi padahal sudah dilakukan proyek peningkatan jalan yang menelan anggaran Rp 5,4 miliar. Kekhawatiran legislatif bahwa proyek itu tidak menyelesaikan permasalahan banjir, benar adanya.
“Kami sudah menginggatkan berulangkali, kalau hanya peningkatan jalan tanpa ada solusi pembuangan air, tidak menyelesaikan masalah,” ungkap Anggota Komisi III DPRD Gresik, Abdullah Hamdi kepada wartawan, Senin (5/2/2024).
Berdasarkan hasil sidak yang dilakukan Komisi III ketika pekerjaan proyek peningkatan jalan Sumput – Driyorejo dalam APBD Gresik tahun 2023, Hamdi menyebut ada salah perencanaan. Sebab, kondisi jalan ditinggikan tetapi saluran pembuangan air tidak dipikirkan.
“Termasuk, proyek pembangunan jembatan yang ketinggiannya sama dengan jalan. Harusnya, jembatan lebih tinggi agar air bisa mengalir lancar,” papar politisi PKB tersebut
Ditambah lagi, yang lebih krusial yakni saluran pembuangan air yang mengarah ke Kali Avour. Sehingga, air tidak menggenang di Desa Sumput dan Perumahan Sumput Asri.
![](https://kabarbaik.co/wp-content/uploads/2024/02/IMG_0674.jpeg)
“Meskipun crossing jalan untuk membuat sudetan pembuangan ke Kali Avour, tetap harus dilakukan. Karena itu yang menjadi solusi utama untuk menuntaskan permasalahan banjir di situ,” tandas dia.
Sebelumnya, Kamjawiyono yang juga Anggota DPRD Gresik dan berdomisili di Desa Sumput, Kecamatan Driyorejo sudah menginggatkan akan terjadi banjir ketika pekerjaan proyek tersebut masih tahap pembangunan tembok penahan tahan (TPT) sebelum jalan diuruk untuk ditinggikan.
Bahkan, politisi Partai Gerindra tersebut sudah mengusulkan agar ada sudetan ke arah Kali Surabaya untuk mengatasi banjir.