Dua Anak Meninggal Dunia, 193 Kasus DBD Bayangi Gresik hingga April

oleh -508 Dilihat
WhatsApp Image 2025 05 02 at 14.33.11
Ilustrasi nyamuk Aedes Aegypti. (Foto: Shohibul Umam)

KabarBaik.co — Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali mengancam masyarakat Gresik. Hingga akhir April 2025, Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik mencatat sebanyak 193 kasus DBD tersebar di berbagai wilayah.

Dua anak usia sekolah dasar bahkan meninggal dunia akibat infeksi yang dibawa nyamuk Aedes Aegypti ini. Informasi tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Gresik, Puspita Whardani.

Puspita mengakui bahwa situasi cuaca yang tidak menentu membuat tren kasus DBD sulit diprediksi kapan meredanya. Meski begitu, dia menekankan pentingnya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara berkala dan berkelanjutan oleh masyarakat untuk menekan angka DBD.

“Memang ada kematian dua anak itu dan puskesmas setempat sudah melaksanakan penyelidikan epidemiologi serta fogging untuk penanganannya,” ujar Puspita, Senin (12/5). Diketahui juga, dua anak tersebut tercatat masih duduk di bangku sekolah dasar.

Dari sebaran kelompok umur, Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik mencatat bahwa usia 15–44 tahun menjadi kelompok paling terdampak, disusul oleh kelompok usia 5–14 tahun. Fenomena ini menunjukkan bahwa DBD tak hanya menyerang anak-anak, tapi juga produktivitas kelompok dewasa muda.

Puspita juga mengingatkan masyarakat agar tidak menyepelekan gejala demam. Bila mengalami demam disertai mual, nyeri sendi, atau gejala khas lainnya, masyarakat diimbau segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes).

Adapun tanda bahaya DBD yang harus diwaspadai antara lain perdarahan dari hidung atau gusi, muntah terus-menerus, nyeri perut hebat, kelesuan atau kegelisahan, napas cepat dan dangkal, serta produksi urin yang menurun dalam kurun 4–6 jam.

Bila gejala tersebut muncul, pasien harus segera dilarikan ke fasyankes terdekat untuk mendapatkan penanganan cepat.

Ia kembali menjelaskan pentingnya PSN secara berkala oleh masyarakat. Musim pancaroba seperti saat ini menjadi momen krusial bagi peningkatan kasus DBD.

Oleh karena itu, PSN tidak bisa hanya menjadi slogan musiman. Tanpa gerakan bersama di tingkat rumah tangga, nyamuk Aedes aegypti akan terus menemukan tempat berkembang biak yang ideal.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Muhammad Wildan Zaky
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.