Dua Misteri Diplomat RI: Zetro Jadi Korban Eksekutor Bayaran, Pengacara Sebut Kematian Arya Pembunuhan Berencana

oleh -108 Dilihat
ARYA ZETRO scaled

KabarBaik,co- Misteri penembakan yang merenggut nyawa diplomat Indonesia di Peru, Zetro Leonardo Purba, mulai terkuak. Menteri Dalam Negeri Peru Carlos Malaver mengungkap bahwa pelaku adalah pembunuh bayaran yang sengaja menghabisi nyawa staf Kedutaan Besar (Kedubes) RI di Lima tersebut.

“Mereka menunggunya dan peluru-peluru itu mengenai kepalanya; mereka ingin membunuhnya,” kata Malaver dalam rapat bersama parlemen, dikutip Associated Press, Rabu (3/9).

Zetro, yang baru lima bulan bertugas di Peru, ditembak saat tiba di rumahnya di Kota Lima pada Senin (1/9) malam waktu setempat, setelah bersepeda bersama istrinya. Serangan brutal itu terekam kamera pengawas (CCTV). Dalam rekaman itu, seorang pria berhelm melepaskan dua kali tembakan ke arah Zetro hingga tumbang. Lalu, kembali melepaskan tembakan ketiga sebelum melarikan diri dengan sepeda motor yang dikendarai rekannya.

Kepolisian memastikan tidak ada barang milik Zetro yang dicuri. Dengan demikian, memperkuat dugaan eksekusi itu terencana. Namun, siapa pemberi perintah dan apa motif di balik penembakan tersebut masih menjadi tanda tanya besar.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Peru menegaskan kasus ini akan diusut tuntas. Sementara itu, perlindungan maksimal diberikan kepada Duta Besar Indonesia dan staf KBRI lainnya. Menteri Luar Negeri Peru Elmer Schialer menyebut peristiwa ini sebagai peringatan keras atas masalah keamanan yang kini membayangi negaranya.

Zetro meninggalkan seorang istri dan tiga anak. Kematian tragisnya bukan hanya menjadi duka bagi keluarga, tetapi juga menjadi perhatian serius bagi pemerintah kedua negara.

Tunggu Respons Tiga Institusi

Sementara itu, misteri kematian diplomat muda Kemenlu RI Arya Daru Pangayunan, sejauh ini juga masih terus menuai tanda tanya. Kuasa hukum keluarga, Nicholay Aprilindo, meyakini kliennya bukan meninggal karena bunuh diri, melainkan menjadi korban pembunuhan berencana yang dilakukan secara profesional.

“Ini bukan bunuh diri. Ini pembunuhan berencana yang disusun dengan rapi, hampir sempurna. Tapi kejahatan tidak pernah sempurna, selalu ada yang tercecer,” tegas Nicholay di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/9).

Pernyataan itu disampaikan bersama kuasa hukum lainnya, Dwi Librianto, setelah melayangkan permohonan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi III DPR RI. Mereka meminta kematian Daru dibahas serius. Sebab, keluarga menolak kesimpulan kepolisian yang sebelumnya menyatakan Daru meninggal karena bunuh diri.

Nicholay menyebut ada banyak kejanggalan dalam kasus ini. Dari luka-luka yang ditemukan, termasuk memar dan lebam, hingga kondisi jenazah Daru yang saat ditemukan kepalanya dibungkus plasti dan lakban, tubuhnya dililit dan diselimuti rapi. Menurutnya, hal itu mustahil dilakukan seseorang yang ingin mengakhiri hidupnya sendiri. “Masak orang bunuh diri begitu caranya? Dari tata cara kematian saja sudah janggal,” ucapnya.

Meski yakin ada tindak pidana, lanjut dia, pihaknya memilih menyerahkan soal motif kepada pihak kepolisian. Menurut dia, bukti-bukti yang menguatkan dugaan pembunuhan sudah ada, mulai dari pesan singkat, laptop, hingga hasil olah TKP. “Sekarang pertanyaannya, polisi mau tidak, berani tidak, dan jujur tidak untuk mengungkap ini? Karena ini menyangkut nyawa manusia,” imbuhnya.

Selain ke DPR, surat audiensi juga telah dikirim ke Mabes Polri, Kemenlu RI, dan Mabes TNI. Namun, hingga kini belum ada balasan resmi. Nicholay berharap ketiga institusi itu segera memberikan respons, karena pihak keluarga sudah membuka diri dan siap bekerja sama untuk mengungkap misteri kematian Daru.

Arya Daru ditemukan meninggal di kamar kosnya di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, pada 8 Juli 2025. Empat puluh hari setelah kepergiannya, keluarga membantah keras anggapan bahwa Daru mengalami depresi hingga nekat mengakhiri hidup. Lewat kuasa hukum, mereka menegaskan tekadnya untuk memperjuangkan kebenaran. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: F. Npval
Editor: Supardi


No More Posts Available.

No more pages to load.