KabarBaik.co – Sebuah rumah di Desa Gedangrowo, Prambon, Rabu (10/7) terbakar. Akibatnya, atap dan isi rumah yang diketahui milik Srikah ludes dimamah si jago merah. Warga yang mengetahui sempat berupaya memadamkan api dengan alat seadanya.
Tak berselang lama, unit pemadam dari Pom Damkar Krian pun tiba di lokasi. Komandan Peleton (Danton) Damkar Krian Sholikhudin mengungkapkan saat ia dan timnya datang, api sudah menghanguskan sebagian besar bangunan dengan luas 90 meter persegi ini.
“Api sudah membakar atap, kita langsung arahkan air dari atas dan lewat bawah pintu depan,” ujarnya.
Api membakar hampir seluruh perabotan rumah warga Gedangrowo itu. “Kita juga dibantu dengan Dankar dari Parekin jadi total ada tiga mobil pemadam yang turun ke TKP,” jelasnya.
Meski demikian, petugas tak mengalami kendala berarti. Setelah sekitar 45 menit berjuang, api pun dapat dipadamkan. Namun kerugian diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah. “Penyebab masih dianalisis polisi,” lanjutnya.
Selain di Krian, kebakaran juga terjadi di sebuah rumah di Desa Tambakrejo, Kecamatan Krembung. Yoli selaku Humas Damkar BPBD Sidoarjo menjelaskan dalam upaya pemadaman dua unit damkar dari Pos Damkar Porong turun.
“Laporan masuk ke kami sekitar 10.40 dan langsung meluncur ke lokasi kejadian,” tuturnya.
Diduga kebakaran berasal dari bagian dapur rumah yang mana bangunan ini masih semi permanen.
Usai petugas datang, api pun dapat dipadamkan dalam waktu singkat.
Sekitar pukul 11.36 WIB, petugas Pos Damkar Porong berhasil memadamkan api di lokasi tersebut. “Lokasi terbakar sekitar 60 meter persegi dan sudah aman terkendali dalam satu jam proses pemadaman,” jelasnya.
Dari data BPBD Sidoarjo, dalam semester pertama tahun 2024 ini tercatat 30 rumah mengalami kebakaran di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Jumlah ini mengantarkan obyek rumah menjadi nomor dua dalam hal kejadian penanganan seluruh kejadian di Sidoarjo.
Kabid Damkar BPBD Sidoarjo Muhammad Qodari mengungkapkan sejumlah faktor yang mendominasi kebakaran, yakni konslteing listrik hingga kompor yang lupa dimatikan.
“Akan tetapi yang paling banyak di urutan pertama ada kebakaran lahan,” ungkapnya.(*)