KabarBaik.co – Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur menggelar konferensi pers “ALCo APBN KiTa Regional Jawa Timur” hingga 31 Mei 2025. Acara berlangsung secara luring di Surabaya dan daring melalui Microsoft Teams, dihadiri oleh perwakilan Kemenkeu dan pakar lokal.
Sugeng Pamilu Karyawan, Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Kantor Wilayah DJP Jawa Timur mengatakan perekonomian Jawa Timur mencatat pertumbuhan sebesar 5,00 persen (yoy) pada triwulan pertama 2025.
“Provinsi ini menyumbang 25,11 persen PDRB Pulau Jawa, terbesar kedua setelah DKI Jakarta, didorong oleh permintaan domestik yang kuat, inflasi terkendali, dan peningkatan lapangan kerja,” ujarnya, Selasa (24/6).
Sugeng menjelaskan pada Mei 2025, inflasi Jawa Timur hanya 1,22 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional (1,60 persen). Stabilitas ini didukung panen raya yang menekan harga komoditas pangan. Sementara itu, nilai tukar petani (NTP) mencapai 109,38, mencerminkan daya beli petani yang membaik.
Di sektor perdagangan internasional, ekspor Jawa Timur pada April 2025 tercatat sebesar USD 2,18 miliar, didominasi oleh industri pengolahan (91,15 persen), dengan tujuan utama Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jepang. Impor mencapai USD 9,68 miliar, mayoritas berupa bahan baku dan penolong dari Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jerman.
Hingga Mei 2025, realisasi pendapatan negara mencapai Rp 97,89 triliun atau 34,64 persen dari target Rp 282,65 triliun. Pendapatan ini terdiri dari Penerimaan Perpajakan Rp 94,48 triliun (34,07 persen dari target), PNBP Rp 3,42 triliun (64,11 persen dari target).
Dari sisi belanja, Jawa Timur telah menyerap Rp 47,91 triliun atau 37,89 persen dari pagu, terdiri atas Belanja Kementerian/Lembaga (K/L) Rp14,03 triliun, Transfer ke Daerah (TKD) Rp 33,88 triliun, Penerimaan pajak mencapai Rp 39,38 triliun, mayoritas dari sektor industri pengolahan (Rp 23,07 triliun), Realisasi penerimaan cukai Rp 52,41 triliun, sementara bea masuk dan keluar masing-masing Rp 1,4 triliun dan Rp 270,23 miliar, PNBP lainnya Rp 1,74 triliun, didominasi pendapatan pendidikan, pelayanan kepelabuhan, dan pertanahan, Belanja pegawai Rp 9,86 triliun, belanja barang Rp 3,22 triliun, dan belanja modal Rp 874,46 miliar.
Dana ini dialokasikan untuk berbagai program, termasuk modernisasi sarana pendidikan, pengendalian lumpur Sidoarjo, dan peningkatan kapasitas jalan nasional.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang solid dan pengelolaan fiskal yang baik, Jawa Timur menunjukkan kinerja yang menjanjikan. Pemerintah pusat dan daerah diharapkan terus bersinergi untuk memastikan pencapaian target pembangunan hingga akhir tahun.