KabarBaik.co – Fortifikasi pangan telah menjadi strategi andalan untuk mengatasi kekurangan gizi mikro di Indonesia. Hingga kini, hanya tiga produk pangan yang diwajibkan untuk fortifikasi, yaitu garam beryodium, tepung terigu, dan minyak goreng sawit. Upaya ini bertujuan meningkatkan status gizi masyarakat, khususnya dalam mencegah anemia gizi besi (AGB), kekurangan vitamin A (KVA), dan masalah kesehatan lainnya.
Dra. Nina Sardjunani, MA, Direktur Koalisi Fortifikasi Indonesia (KFI), mengungkapkan bahwa fortifikasi pangan adalah solusi berkelanjutan yang cost-effective.
“Penguatan program ini diharapkan mampu menurunkan beban kekurangan gizi, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan generasi yang lebih sehat dan berdaya saing tinggi,” ujarnya dalam acara Diseminasi Profil Konsumsi Pangan Fortifikasi Wajib dan Asupan Gizi Mikro Indonesia, dikutip dalam, pernyataan tertulisnya, Sabtu (28/6).
KFI, yang telah berdiri selama 23 tahun, merilis laporan berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2023 dengan dukungan Bill and Melinda Gates Foundation. Laporan ini menunjukkan 81,2 persen rumah tangga mengonsumsi garam beryodium, 15,9 persen rumah tangga masih menggunakan garam tidak beryodium, Tepung terigu sebagai bahan pangan kedua setelah beras telah diperkaya vitamin A, zat besi, vitamin B, dan mineral lainnya sejak 2001.
Prof. Drajat Martianto, Co-Direktur KFI, menekankan bahwa konsumsi garam beryodium juga didapat dari makanan olahan industri, hotel, dan restoran. Sementara itu, industri tepung terigu seperti Bogasari telah konsisten melakukan fortifikasi sejak lebih dari dua dekade lalu.
“Fortifikasi bagi Bogasari adalah investasi sosial untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa. Dampaknya besar meskipun biayanya kecil, seperti harga satu puntung rokok,” ujar Franciscus Welirang, Ketua Dewan Pengawas KFI sekaligus Ketua Umum Asosiasi Tepung Terigu Indonesia (Aptindo).
KFI terus mendorong peningkatan edukasi mengenai pentingnya pangan fortifikasi, terutama di pedesaan. Franky Welirang menambahkan, semakin baik akses terhadap pangan fortifikasi, semakin kuat fondasi kesehatan masyarakat kita. Industri juga akan semakin maju.
Dengan keberlanjutan program ini, KFI berharap Indonesia dapat mempercepat pengentasan masalah gizi mikro, meningkatkan produktivitas nasional, dan memperkuat daya saing generasi mendatang.