KabarBaik.co – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengukuhkan 51 anggota Forum Industri Hijau Jawa Timur periode 2025-2027.
Pengukuhan itu dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jatim No. 100.3.3.1/834/013/2025 saat membuka Festival Industri Hijau Jawa Timur Tahun 2025 di Dyandra Convention Center Surabaya, Selasa (2/12).
Anggota Forum Industri Hijau Jatim merupakan gabungan dari berbagai lintas sektor. Yang terdiri dari lembaga pemerintahan, akademisi, pelaku industri hingga lembaga keuangan.
Secara khusus Gubernur Khofifah mengajak anggota Forum Industri Hijau untuk melakukan percepatan tidak hanya perwujudan Industri Hijau di Jatim tetapi juga menuju Blue Industry atau Industri Biru.
“Inilah tugas dan kebutuhan Forum Industri Hijau Jatim. Berkejar-kejaran dengan Net Zero Emission 2060 tetapi juga menuju Blue Industry,” ucap Khofifah.
Saat ini, dikatakan Khofifah, diperlukan upaya penyeimbang daya dukung alam dan lingkungan untuk mewujudkan target Net Zero Emission 2060. Oleh sebab itu keberseiringan antara dunia industri, perguruan tinggi dan elemen strategis lainnya.
“Kalau Green Industry, bagaimana ekonomi sirkuler, kita bisa melakukan sesuatu sampahnya bisa dilakukan 3R. Tapi di Blue Industry betul-betul no waste dan sekarang telah banyak yang menyiapkan mesin-mesin produksi yang tidak menyisakan sampah,” tuturnya.
Di Jawa Timur sendiri, Khofifah mengatakan bahwa iklim IKM sudah sangat antusias terhadap transformasi menuju industri hijau. Yang diperlukam adalah adanya percepatan terhadap kemudahan akses informasi dan proses administrasi yang masih dikeluhkan oleh para pelaku usaha.
Oleh sebab itu, melalui Kadisperindag Jatim, Gubernur Khofifah berharap agar dapat dilakukan percepatan proses bagi yang tengah mengajukan.
“Ini artinya mereka memiliki kecintaan terhadap daya dukung alam dan lingkungan yang cukup tinggi. Sehingga sangat perlu didukung,” tegasnya.
Selain itu, Gubernur Khofifah juga mencontohkan bagaimana Singapura telah mencanangkan Net Zero Emission 2050 dimana juga didukung dengan payung-payung hukum yang terstruktur. Untuk itu, selain keberseiringan di Jawa Timur, Khofifah juga menyebut pentingnya dukungan dari pemerintah pusat sebagai pemangku kebijakan utama.
Melalui pengukuhan Forum Industri Hijau Jatim Periode 2025-2027, Khofifah juga berharap dapat dilakukan pemotretan atau pengawasan langsung dari berbagai ahli maupun guru besar.
Diharapkannya para ahli dapat memberi rekomendasi untuk melakukan sesuatu yang lebih konkret lebih menuju net zero emission 2060.
“Forum Industri Hijau Jatim tidak hanya berfokus pada net zero emission 2060 dengan industry hijau. Tetapi lebih cepat masuk ke dalam blue industry, blue economy dan blue infrastructure,” ucapnya optimis.
Di akhir, Gubernur Khofifah juga berpesan agar tidak henti-hentinya untuk turut menjaga dan merawat alam dimanapun berada.
“Dari forum ini insyaallah besar manfaatnya, kalau kita menyiapkan sesuatu yang baik bagi alam dan bumi, yang di langit akan memberikan kebaikan-kebaikan kepada kita,” pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah juga menyerahkan Penghargaan kepada daerah dengan Implementasi Prinsip Industri Hijau Terbaik yaitu Kabupaten Jombang, Kabupaten Sampang dan Kota Madiun.
Penghargaan juga diberikan kepada Perusahaan Industri Penerapan Prinsip Industri Hijau Terbaik yaitu PT. Cheil Jedang Indonesia (Jombang Plant), PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, PT. Sinar Karya Duta Abadi (Mojokerto Plant), PT. Jatim Taman Steel Manufacturing dan PT. Solusi Bangun Indonesia.
Sementara itu, komitmen Pemprov Jatim dalam mendukung peningkatan implementasi Industri Hijau juga mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Pusat yang disampaikan oleh Kepala BSKJI Kemenperin RI Emmy Suryandari.
Dalam sambutannya Emmy memuji kepemimpinan Gubernur Khofifah yang hingga akhir 2025 berhasil menjadikan Jatim mendapatkan penghargaan dari Menteri Perindustrian terkait Industri hijau.
“Ini adalah capaian membanggakan di bawah orkestrasi Ibu Gubernur. Sehingga Jawa Timur bisa menjadi percontohan nasional sehingga Industri Hijau nantinya bisa dipraktekkan di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Ia berpesan agar Festival Industri Hijau Jatim ini bukan sekedar seremoni. Sehingga semua pelaku industri dan stakeholder akan bergerak bersama untuk memperkuat implementasi industri hijau di Jawa Timur.
“Kami ingin menekankan bahwa transformasi hijau itu bukan suatu tujuan. Tetapi proses yang harus kita lalui bersama secara terus menerus dengan tetap menjaga daya saing industri, memperkuat investasi sekaligus mewariskan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” pungkasnya. (*)







