KabarBaik.co – Satu guru dan satu siswa mengundurkan diri dari Sekolah Rakyat (SR) Jombang yang berlokasi di Gedung SKB Mojoagung, Desa Mancilan, Mojoagung. Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Jombang menyerahkan penanganan kasus ini sepenuhnya kepada Kepala Sekolah.
Kepala Dinsos Jombang Hari Purnomo mengatakan langkah-langkah penanganan sudah dilakukan oleh Kepala SR Jombang Andik Minarto, selaku pihak yang memiliki kewenangan operasional.
“Selaku yang punya kewenangan operasional, penanganannya kita serahkan ke kepala sekolah,” kata Hari dalam keteranganya, Jumat (1/8/).
Hari mengaku sudah menerima laporan terkait upaya persuasif yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi mundurnya guru dan siswa dari lembaga pendidikan tersebut.
Sementara itu, Andik Minarto menjelaskan pihaknya telah melakukan pendekatan langsung kepada siswa yang mengundurkan diri. Ia juga menyebut sudah berkoordinasi dengan Dinsos untuk dilakukan asesmen ulang terhadap siswa tersebut.
“Pendekatan ke siswa sudah kita lakukan. Kita juga koordinasi dengan Dinsos untuk asesmen ulang,” ujar Andik.
Namun jika pendekatan tersebut tidak membuahkan hasil, maka pihak sekolah akan mencari pengganti.
“Iya, akan dicarikan pengganti,” sambungnya.
Diketahui, siswa yang mundur berasal dari jenjang SMA. Ia dilaporkan kerap menangis saat kegiatan belajar dan beberapa kali menolak makan. Sabtu lalu, siswi tersebut akhirnya memilih kembali pulang bersama orang tuanya.
“Dia sering menangis ingin pulang. Sabtu kemarin minta pulang bareng orang tuanya,” ungkap Andik.
Padahal, teman-teman sekamarnya sudah berusaha menyemangati siswi tersebut agar betah dan tetap mengikuti kegiatan belajar.
Kini jumlah siswa SR Jombang berkurang menjadi 99 orang, yang terdiri dari jenjang SMP dan SMA. Para siswa saat ini masih menjalani kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sosial (MPLS) serta matrikulasi untuk penguatan karakter dan pembekalan dasar.
“Sementara ini kita fokus MPLS dan matrikulasi,” jelas Andik.
Selain siswa, satu guru juga ikut mengundurkan diri. Guru yang dimaksud merupakan pengajar Pendidikan Agama Islam (PAI). Menurut Andik, guru tersebut belum sekalipun hadir sejak sekolah mulai aktif pada 14 Juli 2025.
“Belum tahu alasannya. Saat dihubungi, beliau langsung menyatakan mundur,” katanya.
Saat ini, dari total 19 guru, hanya mata pelajaran PAI yang belum memiliki pengajar tetap. Meski begitu, Andik memastikan bahwa materi PAI sementara ditangani oleh wali asuh yang kompeten di bidang tersebut.
“Apalagi saat ini belum masuk materi pelajaran umum. Masih fokus matrikulasi dan penguatan wawasan,” pungkasnya. (*)







