KabarBaik.co – Viral lagi, viral lagi. Ada-ada saja keunikan yang muncul jika sosok guru viral Pak Ribut berkonten. Hal ini pun yang tampak kala dirinya berjumpa dengan Anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah) RI Dr. Lia Istifhama, selepas Upacara Puncak Hari Jadi Provinsi Jawa Timur ke-80. Meski awalnya mereka serius berdiskusi tentang minimnya minat guru, namun obrolan kemudian mengalir dengan selingan canda gurau. Bahkan pak Ribut pun auto spill nama Sultan B. Najamudin, Ketua DPD RI, kok bisa?
“Ning Lia Anggota DPD RI, ya?” ujar Pak Ribut dalam penggalan video tersebut.
“Iya,” jawab Ning Lia dengan ceria.
“Aku pernah kenal sama Ketua DPD RI, Pak Sultan Najamudin,” jelas Pak Ribut yang dijawab “oooh” oleh Ning Lia.
“Aku sering dibantu. Mereka sering berbagi. Terus saya juga dibangunin sanggar sama pak Sultan Najamudin,” tambahnya.
“Ooh, Pak Sultan hebat niih. Dan masya Allah, padahal pak Pulung (Pulung Chaesar, Kabiro adpim Pemprov Jatim, red.), aku lihat pak Sultan kan ganteng, ya? tapi kalo udah ketemu pak Ribut ya kayak 11 12 gantengnya,” ujar ning Lia yang menjadi gelak tawa mereka, mengingat Sultan Najamudin memang dikenal sebagai salah satu politisi muda dengan paras gantengnya.
Tak ayal, video yang viral di Platfrom Media Sosial Instagram dan Tiktok tersebut pun, direspon positif oleh Sultan Najamudin.
Sebagaimana diketahui, sosok pak Ribut, yang Bernama lengkap Ribut Santoso, adalah seorang guru honorer sekolah dasar (SD) di Lumajang, Jawa Timur, yang menjadi viral di media sosial gegara gaji bulanan yang hanya Rp. 25 ribu per bulan. Banyak konten videonya yang kocak dan spontan bersama para muridnya di TikTok yang menarik perhatian banyak warganet. Salah satu video yang paling viral adalah video sapi makan martabak yang diunggahnya.
Ning Lia sendiri, senator perempuan yang juga keponakan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dalam tayangan lengkap video itu, mengapresiasi cara pak Ribut yang mensyukuri gaji bulanan sebagai seorang guru.
Namun siapa sangka? Ternyata Lia sendiri, pernah merasakan pengabdian sebagai seorang pendidik. Ia pernah merasakan upah mengajar 25 ribu per kedatangan mata kuliah.
“Bicara uang 25 ribu, itu pernah saya rasakan sebelum menjadi anggota DPD RI mewakili Jawa Timur. saya pernah mengajar di malam hari setelah pekerjaan sebagai karyawan swasta di jam kerja, dengan pendapatan 25 ribu per mata kuliah. Memang tidak banyak tentunya, jika kita bicara kebutuhan bensin, fotokopi bahan, tapi keberkahannya nyata.”
“Buktinya selama menjadi pendidik, saya tidak sampai terjerat utang piutang dan kehidupan normal. Ini yang namanya uang halal, berkah. Jadi profesi guru memang profesi mulia. Saya sendiri pun meyakini, menjadi anggota DPD RI adalah salah satu keberkahan dari apa yang saya tanam selama menjadi seorang akademisi,” tambahnya.






